Bisnis.com, JAKARTA - China telah memulai latihan militer laut dan udara skala besar di sekitar Taiwan beberapa jam setelah kehadiran Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi. Latihan tersebut dikabarkan akan berlangsung hingga 7 Agustus 2022.
Dikutip melalui laman Aljazeera, Kamis (4/8/2022) media pemerintah Taiwan melaporkan latihan tembakan langsung di enam wilayah di sekitar Taiwan berlangsung pada siang hari ini waktu setempat dan akan berlanjut hingga waktu yang sama pada 7 Agustus 2022.
Diketahui, China akhirnya memulai manuver militer pada Selasa (2/8/2022) malam setelah kedatangan Pelosi dan kemudian mengumumkan serangkaian tindakan ekonomi pembalasan sebagai tanggapan atas kunjungan Pelosi ke Taiwan.
Aktivitas militer China terus berlanjut pada keesokan harinya membuat Taiwan berkesimpulan bahwa hal itu melanggar aturan PBB. Pasalnya, aksi China disinyalir telah menginvasi ruang teritorialnya dan merupakan blokade udara dan lautnya.
Selain itu, Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan pun menggambarkan kegiatan militer China sebagai bentuk keputusan irasional dan dengan niat mengubah status quo serta merusak perdamaian dan stabilitas regional. Hal ini dikarenakan Beijing masih mengklaim Taiwan sebagai miliknya dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk menguasai Negara itu.
Di sisi lain, Pakar militer China Song Zhongping menilai langkah yang dilakukan China dalam membingkai latihan tersebut sebagai latihan untuk operasi reunifikasi.
Baca Juga
"Jika terjadi konflik militer di masa depan, kemungkinan rencana operasional yang saat ini sedang dilatih akan langsung diterjemahkan ke dalam operasi tempur," katanya, dikutip melalui Aljazeera, Kamis (4/8/2022).
Dia melanjutkan bahwa dilaporkan militer berencana meluncurkan artileri jarak jauh langsung melintasi Selat Taiwan.
"Jika rudal konvensional PLA akan diluncurkan dari daratan ke arah barat Taiwan dan mengenai sasaran di timurnya, ini berarti rudal akan terbang di atas pulau, yang belum pernah terjadi sebelumnya," imbuhnya.
Sementara itu, Taiwan juga telah menunjukkan kewaspadaan dengan memperingatkan perusahaan pelayaran dan maskapai penerbangan untuk menghindari lokasi latihan militer China tersebut.
Kementerian pertahanan Taiwan pun menyampaikan bahwa angkatan bersenjata pulau itu tetap dalam keadaan siaga dan memantau dengan cermat kegiatan yang dilakukan China.
"Taiwan akan menegakkan prinsip mempersiapkan perang tanpa mencari perang, dan dengan sikap tidak meningkatkan konflik dan tidak menyebabkan perselisihan," kata kementerian tersebut dalam pernyataannya.
Untuk diketahui, Kunjungan Pelosi adalah yang pertama oleh ketua DPR, politisi paling senior ketiga di AS, dalam 25 tahun terakhir. Sebelumnya, Beijing telah mengancam konsekuensi serius jika dia melanjutkan kunjungan itu.
Krisis besar terakhir di Selat Taiwan terjadi pada 1996, menjelang pemilihan kembali Presiden Lee Teng-hui yang telah mengunjungi AS pada 2021. Adapun, saat ini China telah memodernisasi dan memperluas angkatan bersenjatanya sejak saat itu, meluncurkan kapal induk pertamanya dan menguji persenjataan hipersonik.