Bisnis.com, JAKARTA--Lebih dari 100 juta orang warga Amerika Serikat berada di bawah ancaman gelombang panas di tengah rekor suhu setelah 85 kebakaran hutan besar melanda 13 negara bagian dan menghanguskan lebih dari tiga juta hektar lahan.
Pejabat lokal mengatakan kemarin bahwa 14 kebakaran besar baru dilaporkan, tujuh di Texas, dua di Alaska dan dua di Washington, serta masing-masing satu di Arizona, California, dan Idaho.
Lebih dari 6.800 petugas pemadam kebakaran lahan liar dan staf pendukung lainnya dikerahkan untuk mengatasi kebakaran di seluruh AS.
"Kobaran api yang meluas menyebar saat suhu tertinggi siap untuk berlanjut minggu ini sehingga mengakibatkan lebih dari 100 juta penduduk AS di bawah “peringatan [panas] berlebihan atau nasihat panas”, menurut Layanan Cuaca Nasional seperti dikutip TheGuardian.com, Rabu (21/7/2022).
Daerah yang terpengaruh oleh nasihat ini mencakup sebagian besar Dataran dan Lembah Mississippi, dengan suhu siang hari diperkirakan mencapai 100F di sebagian besar wilayah ini.
Di beberapa daerah pejabat meteorologi menggambarkan suhu "jauh di atas rata-rata hingga memecahkan rekor panas" yang diperkirakan akan berlanjut hingga pertengahan minggu ini.
Baca Juga
Wilayah timur laut juga diperkirakan akan mengalami kenaikan suhu berlebihan. Tadi malam, antara Philadelphia dan Boston, nilai indeks panas diperkirakan mencapai hampir 100 Fahrenheit.
Gubernur New York, Kathy Hochul mengeluarkan peringatan tentang kondisi ini dan meminta warga untuk memeriksa orang-orang yang rentan, termasuk warga lanjut usia dan mereka yang cacat.
"Saya mendesak semua warga New York untuk bersiap menghadapi panas dan kelembaban minggu ini dan untuk terus mengawasi cuaca selama beberapa hari ke depan," kata Hochul.
Layanan Cuaca Nasional (NWS) telah mengeluarkan "peringatan bendera merah" tentang risiko kebakaran hutan di beberapa daerah.
Sedangkan di wilayah tenggara Wyoming melalui Nebraska barat, "angin kencang dan kelembaban rendah kemungkinan akan mendukung penyebaran dari setiap kebakaran yang berkembang", kata para pejabat.