Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin membeberkan dua penyebab elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto merosot.
Dia menduga penyebab turunnya elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto disebabkan dua hal. Pertama, masyarakat jenuh terhadap politikus senior itu.
Kedua, preseden Prabowo selalu kalah dalam pilpres yang diikutinya, diduga juga menambah kejenuhan masyarakat terhadap Prabowo.
"Prabowo sudah tiga kali maju dan selalu kalah. Dan tingkat elektabilitasnya sudah pol (mentok) ya pada Pilpres yang lalu. Oleh karena itu pada saat ini, kemungkinannya kalau tidak naik ya hanya stagnan atau turun," kata Ujang, Sabtu (16/7/2022).
Merosotnya elektabilitas Menteri Pertahanan ini terungkap dalam hasil survei terbaru Indopol Survey & Consulting.
Ujang menyebut, bahwa Prabowo dianggap sebagai tokoh lama, tokoh senior yang pada pilpres sudah 15 tahun maju, sejak Pilpres 2009 maju terus.
“Di sini lah masyarakat melihat bahwa kelihatannya butuh figur dan sosok baru dalam Pilpres," ujar Ujang.