Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diperketat! Masuk Mal, Sekolah dan Bioskop Wajib Scan Peduli Lindungi

Saat ini penerapan protokol kesehatan di tengah masyarakat mulai mengendur, khususnya di lokasi pusat perbelanjaan (mal).
PeduliLindungi/Antara Foto-Zabur Kururu
PeduliLindungi/Antara Foto-Zabur Kururu

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa saat ini penerapan protokol kesehatan (prokes) diperketat. Warga yang masuk ke ruang publik seperti mal, sekolah, bioskop wajib scan Peduli Lindungi. Pasalnya, akhir-akhir ini mengendur.

Airlangga mengatakan, bahwa banyak pengunjung mal yang masuk ke wilayah perbelanjaan tanpa melakukan scan dari aplikasi PeduliLindungi.

"Kami [pemerintah] melihat di beberapa mal tidak seketat sebelumnya, jadi saya memonitor di beberapa mal dan beberapa kegiatan itu aplikasinya [PeduliLindungi] ada, barcode-nya ada tapi banyak pengunjung yang masuk tanpa scan," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, dikutip melalui laman Youtube Sekretariat Presiden, Senin (4/7/2022).

Lebih lanjut, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) ini menyayangkan kondisi tersebut  sehingga dinilainya kelonggaran prokes harus menjadi catatan. Penyebabnya, mal merupakan salah satu pusat keramaian yang berpotensi menjadi perantara penularan Covid-19.

"Ini saya pikir sudah menjadi catatan dan menjadi yang utama kan ke mal, restoran, sekolah, bioskop yang lain itu tetap diperkekat, dan di luar pun kalau jaraknya dekat [kerumunan] silakan menggunakan masker," katanya.

Oleh sebab, Airlangga melanjutkan, Satgas Covid-19 sudah menerbitkan surat edaran (SE) untuk kegiatan keramaian. Adapun, poin aturannya adalah mewajibkan dosis ketiga untuk warga pada kegiatan keramaian.

"Kemudian yang berikut juga tadi Bapak Presiden mengingatkan bahwa aplikasi PeduliLindungi di berbagai tempat untuk terus diperketat. Jadi tidak boleh kendor karena beberapa tempat termonitor agak kendor, jadi ini yang harus ditingkatkan lagi, karena tadi diingatkan beberapa negara masih tinggi [kasus Covid-19] jadi pandemi belum usai," tuturnya.

Dia menambahkan, kondisi pandemi di Indonesia menjadi pertaruhan selama enam bulan mendatang, sebab saat ini kasus positif Covid-19 yang terpantau sudah hampir 80 persen disebabkan oleh penularan dari subvarian baru, yakni BA4 dan BA5.

"Dan tadi disampaikan bahwa serologi menjadi penting untuk monitor tingkat kekebalan dari masyarakat," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper