Bisnis.com, JAKARTA - Perang Rusia vs Ukraina sudah memasuki hari ke-121 sejak awal invasi. Pada hari ini, Uni Eropa telah menetapkan Ukraina sebagai kandidat resmi untuk keanggotan di Uni Eropa.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut baik keputusan tersebut dengan menganggap hal itu sebagai momen bersejarah dan sebuah langkah pertama untuk bergabung blok 27 negara tersebut.
"Masa depan Ukraina ada di UE, Ini adalah kemenangan kami telah menunggu selama 30 tahun dan sekarang kita akan mengalahkan musuh” kata Zelensky seperti dilansir dari The Guardian pada Jum’at (24/6/2022).
Sebagai informasi, keuntungan bergabung dengan Uni Eropa salah satunya adalah kebebasan pergerakan dalam barang, jasa dan uang di negara-negara yang tergabung, lalu blok ini mengoperasikan mata uang tunggal, yaitu euro yang digunaka oleh 340 juta orang dari 27 negara yang tergabung.
Berikut Update Perang Rusia vs Ukraina Hari Ke-121
AS Beri Tambahan Bantuan Militer US$450 Juta
Amerika Serikat (AS) kembali akan mengirimkan bantuan militer senilai US$450 juta lagi ke Ukraina, termasuk beberapa sistem roket jarak menengah. Paket terbaru mencakup empat sistem roket artileri mobilitas tinggi dan puluhan ribu butir amunisi artileri serta kapal patroli,. Dengan pengiriman terbaru ini, kontribusi AS untuk militer Ukraina akan mencapai US$6,1 miliar sejak awal invasi.
Pasukan Rusia Berhasil Merebut Dua Desa di Ukraina Timur
Dalam upaya mendominasi wilayah timur Ukraina, Pasukan Rusia berhasil merebut dua desa dan terus menekan pasukan Ukraina untuk menguasai jalan raya utama agar dapat memotong jalur pasokan hingga mengepung pasukan garis depan Ukraina.
Baca Juga
Kondisi Klimaks Pertempuran di Ukraina Timur
Penasihat Presiden Ukraina, Oleksiy Arestovych mengatakan pertempuran untuk dua kota utama di Ukraina timur sedang menuju klimaks yang menakutkan. Rusia saat ini diyakini telah menguasai seluruh Sievierodonetsk kecuali pabrik kimia Azot.
Sementara itu, pejabat setempat mengklaim bahwa saat ini sudah tidak ada kota yang aman bagi penduduk di wilayah timur Ukraina karena pertempuran semakin intensif , klaim pejabat setempat
Inggris Siap Bantu Hilangkan Ranjau di Odesa
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan Inggris bersedia membantu operasi de-tambang di lepas pantai selatan Ukraina untuk menghilangkan ranjau di Odesa. Dalam pelaksanaan teknisnya, Boris tidak akan membahas secara detail, namun meyakinkan akan melaksanakan hal itu dengan melihat kilas balik bantuan Inggris untuk Ukraina.
Inggris juga menawarkan keahliannya untuk membantu mengawal gandum Ukraina dari pelabuhannya. Boris juga menambahkan saat ini Inggris sedang mempertimbangkan untuk menawarkan asuransi kepada kapal untuk memindahkan jutaan ton biji-bijian yang terjebak di negara itu.
150 Situs Budaya Ukraina Hancur
Lebih dari 150 situs budaya di Ukraina telah hancur sebagian. Menurut laporan UNESCO Kerusakan tersebut meliputi 70 bangunan keagamaan, 30 bangunan bersejarah, 18 pusat budaya, 15 monumen, 12 museum, dan tujuh perpustakaan.
Ratusan Kejahatan Perang Terus Melanda Ukraina
Ukraina mencatat 200 hingga 300 kejahatan perang yang dilakukan oleh pasukan Rusia di wilayahnya setiap hari. Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venediktova mengatakan kejahatan perang ini adalah masalah negaranya dan tugasnya adalah harus memulai penyelidikan di seta pada kejahatan perang yang terjadi.
Persidangan Ukraina Atas Dakwaan Asusila Tentara Rusia
Ukraina telah mengadakan sidang pendahuluan dalam sidang pertamanya terhadap seorang tentara Rusia yang didakwa memperkosa seorang wanita Ukraina selama invasi Rusia. Tersangka, Mikhail Romanov (32) akan diadili secara in absentia karena dituduh membobol sebuah rumah pada bulan Maret di sebuah desa Brovarsky, Ukraina. Ia membunuh seorang pria dan kemudian berulang kali melakukan tindakan asusila dengan istri korban sambil mengancam dia dan anaknya.
Kedutaan AS Desak Rusia Ungkap Keberadaan Warganya
Kedutaan AS di Rusia telah mendesak Rusia minggu ini untuk mengungkapkan keberadaan dua pria Alabama yang ditangkap di Ukraina. Lois "Bunny" Drueke mengatakan bahwa putranya, Alexander Drueke dan veteran militer AS lainnya yang ditangkap, bukanlah tentara bayaran melainkan sukarelawan.