Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa penurunan angka stunting merupakan program prioritas yang memerlukan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Oleh karenanya, diperlukan inovasi daerah berbasis karakteristik wilayah, agar program-program yang ada benar-benar sesuai dengan apa yang diperlukan di tiap daerah.
"Kehadiran inovasi daerah yang memanfaatkan kearifan lokal dan menyesuaikan dengan berbagai karakteristik wilayah setempat menjadi penting, karena sering kali implementasi program tidak bisa disamakan untuk semua region,"ujarnya, dikutip melalui Youtube Akademi Desa, Selasa (31/5/2022).
Wapres melanjutkan, upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia telah dimulai sejak 2018. Menurutnya, prevalensi stunting balita harus ditekan karena berpotensi membahayakan nasib bangsa ke depan, baik dari sisi pendidikan, kesehatan, produktivitas, maupun ekonomi.
“Saat Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaan pada 2045 nanti, kita harapkan kita betul-betul mempunyai generasi emas yang mampu membawa Indonesia pada kemajuan, dan bukan generasi yang menjadi beban demografi akibat dari adanya stunting,” ungkap Wapres.
Dia melanjutkan, dengan mengacu pada Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (Stranas Stunting), Pemerintah terus memperkuat investasi pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan manusia.
Baca Juga
"Patut disyukuri prevalensi stunting kini menurun signifikan dari 30,8 persen pada 2018 menjadi 24,4 persen pada 2021. Capaian ini tentunya berkat kerja keras, kerja cerdas, kerja kolaborasi semua pihak, baik di pusat maupun di daerah," pungkas Wapres.
Adapun, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.