Bisnis.com, JAKARTA - Petugas Kesehatan Haji diminta untuk dapat mengedukasi baik diri sendiri maupun jemaah haji untuk menjaga diri agar selalu terhidrasi dengan baik, terutama pada saat menjalankan ibadah.
Koordinator Promosi Kesehatan PPIH Bidang Kesehatan Edi Supriyatna mengatakan bahwa perbedaan suhu yang ekstrem, ditambah kelembaban yang rendah di Arab Saudi, menimbulkan potensi dehidrasi bagi jemaah haji. Kondisi ini dapat mengarah pada situasi yang lebih parah yakni heat exhausted bahkan heat stroke.
Walhasil, asupan mineral yang cukup menjadi kunci penting menjaga jemaah haji tetap terhidrasi dengan baik.
"Kunci Dehidrasi adalah mineral loss, jadi harus minum air yang dicampur elektrolit, jangan tunggu haus," ujarnya dikutip dari keterangan resmi, Jumat (27/5/2022).
Menurutnya, fungsi elektrolit di sini bukan sebagai obat diare, melainkan sebagai pengganti mineral yang hilang selama menjalankan aktivitas di tengah cuaca yang sangat terik dan minim kelembaban.
Konsumsi elektrolit dilakukan setelah jemaah haji melakukan aktivitas di luar hotel, dengan mencampurkan satu sachet oralit dengan 600 mililiter air. Selain itu, jemaah juga diminta untuk minum air 5-6 botol sehari dengan takaran 600 mililiter air setiap botolnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, Edi menyampaikan jemaah haji diminta menghindari pajanan sinar matahari langsung dengan lengkapi diri dengan alat pelindung diri (APD), salah satunya dengan menggunakan topi dengan bibir (pinggiran) yang lebar sehingga kepala bisa terhindar dari sengatan langsung.
Selain itu juga jemaah diminta untuk sering menyemprot bagian tubuh yang terpapar pajanan matahari langsung, terutama muka dan tangan. Jemaah juga diminta untuk menggunakan pakaian yang longgar dan mudah menyerap keringat, serta selalu menggunakan alas kaki saat bepergian.
''Edukasi ini harus dijalankan mulai dari sekarang, sebelum jemaah haji berangkat,'' pungkas Edi.