Bisnis.com, JAKARTA – Nama Emmeril Khan Mumtadz, anak sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, tengah menjadi sorotan publik setelah musibah yang menimpanya pada Kamis (26/5/2022) siang waktu Bern, Swiss.
Eril, sapaan akrab Emmeril, dinyatakan hilang terseret arus Sungai Aare, Bern, Swiss pada Kamis (26/5/2022).
Hingga berita ini diterbitkan, pencarian Eril masih dilakukan oleh Tim SAR sejak Jumat (27/5/2022) pagi waktu setempat.
Berikut profil Emmeril (Eril) Khan Mumtadz
Emmeril Khan Mumtadz merupakan putra sulung dari pasangan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya.
Dia lahir pada 25 Juni 1999 di New York, Amerika Serikat, ketika sang ayah tengah menjalani pendidikan S2 di University of California, Berkeley.
Eril menempuh pendidikan dasar dan menengahnya di sekolah yang kental dengan ilmu agama yakni Pondok Pesantren Darul Hikam (DH), Bandung.
Baca Juga
Dia kemudian melanjutkan pendidikannya di salah satu SMA favorit di Bandung, yaitu SMA Negeri 3 Bandung.
Seusai menyelesaikan masa wajib belajarnya, Eril lalu mengikuti jejak sang ayah untuk berkuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB), Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD).
Melalui Instagram pribadinya @emmerilkahn, Eril sering membagikan aktivitas yang tengah dijalaninya kepada pengikutnya di media sosial tersebut. Sebagai contoh, ketika Eril tengah mendaftarkan diri sebagai panitia divisi keamanan di OSKM ITB 2018.
Terkesan lucu dan santai, unggahan tersebut berhasil mendapatkan 41.094 likes dari warga Instagram.
“Saya akan menjaga maba-maba lucu dari terror lubang, jalan tidak rata, serta tatapan genit panitia. Bukan sekedar ambisi, hanya ingin berkontribusi, serta mencari jati diri,” tulis Eril dikutip dari Instagram @emmerilkahn, Jumat (27/5/2022).
Dalam unggahan lainnya, Eril diketahui juga berhasil membentuk Jabar Bergerak Zillenial (JaberZillenial), yang merupakan organisasi non-pemerintahan yang berfokus di bidang aksi kemanusiaan dan pendidikan.
“Berawal karena ingin punya organisasi yang mewadahi anak muda untuk membantu masyarakat terutama saat masa pandemi Covid-19 yang tidak punya banyak pilihan,” ungkap Eril.