Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menuturkan, Indonesia kekurangan 172.508 dokter. Untuk itu, perlu ada percepatan penambahan jumlah dokter.
Dikutip dari akun @pandemictalks, Kamis (21/4/2022),
Menkes memerinci ketersediaan dokter di Indonesia saat ini hanya 101.476 dokter dengan jumlah populasi sekitar 273,984,400 jiwa.
Menurut WHO, rasio ideal antara dokter dan masyarakat adalah 1:1000 orang. Artinya satu dokter untuk melayani .1000 penduduk di satu wilayah.
“Dengan tingkat kelulusan dokter sebanyak 12 ribu orang per tahun, setidaknya butuh waktu sekitar 10 tahun untuk memenuhi rasio dokter di Indonesia. Kita harus percepat kerjarnya, karena kalau tidak akan semakin banyak masyarakat yang tidak tertolong,” kata Menkes.
Kementerian Kesehatan tengah menjajaki kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menambah jumlah fakultas kedokteran dan meningkatkan produksi tenaga kesehatan.
Baca Juga
Penambahan ini sebagai upaya pemenuhan dan pemerataan tenaga kesehatan di Indonesia.
Skema yang disiapkan pemerintah adalah menerapkan konsep pengampuan dan sharing knowledge lintas daerah. Masing-masing fakultas kedokteran dan rumahs akit (RS) akan mengampu fakultas kedokteran dan RS lain di seluruh Indonesia.
Untuk itu, ke depan jumlah dokter, dosen dan RS akan ditambah tanpa mengurangi kualitas layanan. Ditargetkan penyediaan dokter ini akan tercapai dalam 10 tahun.
“Prodi-prodinya aku minta dibuka lebih banyak, terutama penyebab kematian yang lebih besar di Indonesia, kanker, stroke dan jantung. Itu butuhnya spesialisnya apa saja, prodinya harus ada,” kata Budi.
Kemenkes saat ini telah melakukan pemetaan kebutuhan dokter di seluruh daerah di Indonesia. Diharapkan dalam waktu lebih cepat bisa segera direalisasikam untuk memperkecil gap rasio dokter.