Bisnis.com, JAKARTA - Kejaksaan Agung (Kejagung) secara resmi menetapkan empat orang sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas ekspor bahan baku minyak goreng atau Crude Palm Oil (CPO).
Keempat orang tersebut adalah Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan RI, Indrasari Wisnu Wardhana.
Kemudian, Senior Manager Corporate Affairs Permata Hijau, Stanley MA. General Manager bagian General Affairs PT Musim Mas, Togar Sitanggang dan Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia, Parulian Tumanggor.
Penetapan keempat tersangka itu dilakukan usai penyidik memeriksa sebanyak 19 saksi dan memeriksa 596 dokumen atau surat terkait.
Indrasari Wisnu Wardhana
Berdasarkan rekam jejaknya, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Dirjen PLN Kemendag) Indrasari Wisnu Wardhana diangkat menjadi Dirjen Perdagangan Luar Negeri pada 2019 menggantikan Oke Nurwan yang saat ini tengah menjadi Dirjen Perdagangan Dalam Negeri.
Indrasari pun juga pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti). Adapun, pada akhir 2021, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi melantiknya sebagai Dirjen Perdagangan Luar Negeri.
Baca Juga
Selain itu, Indrasari Wisnu Wardhana juga menjabat sebagai Komisaris PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN III. Menteri BUMN Erick Thohir mengangkat Indrasari Wisnu Wardhana sebagai Komisaris PTPN III.
Hal ini berdasarkan Surat Keputusan (SK) Nomor SK-398/MBU/10/2021 dan Nomor SK-399/MBU/10/2021 tanggal 10 Desember 2021 tentang Pengangkatan Komisaris Utama dan Pengangkatan Dewan Komisaris PTPN III.
Dalam laman resmi Kemendag, disebutkan bahwa Indrasari Wisnu Wardhana berkantor di Jalan M.I Ridwan Rais, Jakarta Pusat, Gedung Utama Kemendag Lantai 9.
Stanley MA
Selanjutnya, tersangka kedua adalah Senior Manager Corporate Affairs PT Permata Hijau Group, Stanley MA yang sudah bekerja di Permata Hijau Group selama lebih dari 15 tahun.
Dia memulai kariernya di Permata Hijau Group pada Maret 2007 sebagai Staff Auditor. Saat itu, Stanley ditempatkan di Kota Medan, Sumatra Utara.
Kemudian, pada Agustus 2008, Stanley ditunjuk menjadi Import & Licenses Supervisor. Pada 2011, dia pun dipindah ke kantor pusat di Jakarta dan menjadi Corporate Affairs Assistant Manager.
Pada Januari 2017, Stanley menjadi Professional/Assistant Director Corporate Affairs.
Sebelum di Permata Hijau Group, dia bekerja di Wilmar International selama satu tahun enam bulan sebagai internal auditor. Dirinya juga pernah menjaid Inventory Controller di PT Axis Importer Trading pada September 2004 hingga Agustus 2005.
Diketahui, namanya juga tercatat di Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) sebagai Wakil Ketua Bidang Pemasaran dan Promosi.
Togar Sitanggang
Tersangka ketiga adalah Togar Sitanggang yang merupakan lulusan University of Suthern California, Los Angeles, AS bidang Ilmu Komputer. dirinya memperoleh gelar Master dari Universitas Sumatra Utara, Medan.
Togar diketahui sudah bekerja di industri kelapa sawit selama lebih dari 20 tahun dengan berbagai posisi. Mulai dari penelitian, logistik, perdagangan, hingga mengurus perusahaan. Menurut LinkedIn-nya, Togar sudah bekerja di PT Musim Mas selama 10 tahun.
Dia mengawali kariernya di PT Musim Mas menjadi Senior Manager Corporate Affairs sejak Mei 2012 hingga saat ini. Togar juga menjabat sebagai General Manager Corporate Affairs sejak Desember 2019 sampai sekarang.
Adapun, dirinya pertama kali terjun ke industri kelapa sawit pada Maret 1993 dengan bekerja di SMART Corp Medan. Lalu, pada 1997, dia menjadi trader di Cargill Indonesia.
Hanya bertahan selama tiga tahun, Togar kemudian pindah ke Bakrie Group pada Januari 2001 dan menjadi VP Commodity Trading.
Setelahnya, dia menjadi Research Analyst di Bunge Agribusiness selama empat tahun 10 bulan, sejak Oktober 2004 hingga Juli 2009. Togar kembali berpindah perusahaan pada Agustus 2009.
Dia memilih ED&F Man Indonesia sebagai tempatnya bekerja. Di perusahaan ini, dirinya pernah menjadi Senior Trader dan Country Manager Tropical Oil Division.
Pengalamannya di industri kelapa sawit membuat Togar dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) pada Mei 2015.
Dia juga diketahui aktif di asosiasi terkait kelapa sawit, seperti Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Asosiasi Produsen Oleochemicals Indonesia (APOLIN), dan Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI).
Tersangka terakhir, Komisaris Wilmar Nabati Indonesia, Parulian Tumanggor tercatat sebagai Ketua Umum APROBI. Tidak hanya itu, dia juga menjabat sebagai Ketua Bidang Perdagangan dan Promosi di GAPKI.