Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Tambah Sanksi Rusia, Harga Minyak Terkoreksi Lagi

Harga minyak pada hari ini, Rabu (06/04/2022) kembali terkoreksi setelah Amerika Serikat berencana menambah sanksi kepada Rusia.
Mayat warga sipil bergelimpangan di jalanan kota Bucha yang terletak di dekat Ibu Kota Kyiv, Ukraina setelah diserang tentara Rusia/Ukrinform.net
Mayat warga sipil bergelimpangan di jalanan kota Bucha yang terletak di dekat Ibu Kota Kyiv, Ukraina setelah diserang tentara Rusia/Ukrinform.net

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak pada hari ini, Rabu (06/04/2022) terkoreksi setelah sehari sebelumnya mengalami kenaikan.

Harga minyak jenis light sweet atau WTI terpantau turun 0,76 persen hingga menyentuh level US$101,8 per barel, sementara itu minyak jenis Brent menyentuh level US$ 105,95 per barel karena mengalami penurunan sebesar 0,63 persen.

Kemarin, harga minyak ditutup dengan tren positif. Harga Brent naik 3,01 persen ke level US$107,53/barel. Tetapi, kenaikan harga minyak belum bisa menjadi tren karena tidak bertahan lama

Penyebab jatuhnya harga minyak adalah tindakan Uni Eropa menghindari sanksi embargo bagi ekspor minyak Rusia untuk saat ini dan menguatnya dolar Amerika yang menurunkan minat investor terhadap komoditas.

Sanksi tambahan tersebut dirumuskan menyusul tindakan brutal Rusia yang membantai banyak warga sipil di kota Bucha, Ukraina.

Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki menyatakan AS dan sekutunya berencana untuk meningkatkan hukuman pada lembaga keuangan Rusia dan perusahaan milik negara dan akan memberikan sanksi kepada pejabat Rusia yang tidak disebutkan namanya dan anggota keluarga mereka.

“Anda bisa menduga bahwa mereka [AS dan sekutunya] akan menargetkan [sanksi bagi] pejabat pemerintah Rusia, anggota keluarga mereka, lembaga keuangan milik Rusia, juga perusahaan milik negara. Ini adalah bagian dari kelanjutan upaya kami untuk menerapkan konsekuensi, meminta pertanggungjawaban pejabat Rusia,” tegas Psaki, dikutip dari Bloomberg, Rabu (06/04/2022).

Sementara Inggris dan Washington telah melarang minyak mentah Rusia, lebih sulit bagi Uni Eropa untuk mengikuti langkah mereka mengingat tingkat ketergantungan kawasan yang jauh lebih tinggi.

AS juga telah memanfaatkan cadangan minyak strategis. Data dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan peningkatan produksi minyak sebanyak 1,1 juta barel secara nasional, serta kenaikan aktivitas produksi di pusat produksi minyak di Cushing, Oklahoma.

Tindakan AS tersebut bertujuan untuk mengisi absennya minyak Rusia di pasar global guna ‘menjinakkan’ harga minyak dunia. Hal ini menyebabkan jatuhnya harga minyak.

Selain itu, Presiden Joe Biden juga mendesak Indonesia untuk melarang Rusia menghadiri pertemuan puncak G20 di Bali, setelah terjadinya penyerbuan yang menarget warga sipil tersebut. Meski demikian, Indonesia masih memilih bersikap netral.

“Indonesia akan melakukan yang terbaik untuk menggelar presidensi G-20, sembari memantau dan mencari solusi bagi Ukraina. Indonesia tengah berkonsultasi dengan negara-negara anggota G-20 sehingga masih terlalu dini untuk mengomentari isu procedural tersebut, termasuk scenario pertemuan nantinya,” tandas juru bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper