Bisnis.com, JAKARTA — Perang antara Rusia dan Ukraina belum juga menunjukkan tanda-tanda berakhir. Meski telah dijatuhi berbagai sanksi ekonomi oleh negara-negara Barat, termasuk embargo migas oleh Amerika Serikat dan Inggris, Rusia tidak juga jera. Serangan demi serangan terus diluncurkan Rusia ke Ukraina.
Pusat Komando Angkatan Udara militer Ukraina di Kota Vinnytsia dihantam rudal milik Rusia pada Jumat (25/03/2022) waktu setempat.
Militer Ukraina dalam pernyataan resminya mengungkapkan, rudal menghantam bangunan hingga terjadi kerusakan yang cukup serius.
"Hari ini sekitar pukul 16.30, Rusia melancarkan serangan rudal ke wilayah Komando Angkatan Udara Angkatan Bersenjata Ukraina di Vinnytsia," tulis pernyataan militer Ukraina, dikutip dari CNN International, Sabtu (26/03/2022).
Pihak militer Ukraina menyatakan serangan rudal tersebut menyebabkan kerusakan parah.
"Sebanyak enam rudal dilepaskan, beberapa di antaranya mengenai pertahanan udara dan menghantam sejumlah infrastruktur yang menyebabkan kerusakan yang signifikan," tambahnya.
Akan tetapi, pernyataan tersebut tidak merinci lebih jauh berapa jumlah korban jiwa akibat serangan tersebut.
Dalam beberapa waktu terakhir, Rusia semakin agresif melakukan serangan ke sejumlah wilayah Ukraina. Salah satunya, adalah fasilitas kesehatan di Kharkiv, yang menewaskan 4 warga sipil
Adapun sebagaimana diberitakan sebelumnya, Amerika Serikat dan Uni Eropa meluncurkan program untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dari Rusia. Presiden AS Joe Biden dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengumumkan pembentukan gugus tugas bersama yang bertujuan untuk memotong ketergantungan blok tersebut pada impor Rusia.
“Putin telah menggunakan sumber daya energi Rusia untuk memanipulasi tetangganya,” kata Biden, yang berkunjung ke Eropa minggu ini untuk mengambil bagian dalam beberapa pertemuan darurat.
Biden mengatakan Putin menggunakan keuntungan penjualan minyak untuk menggerakkan mesin perang.