Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kanselir Jerman hingga Xi Jinping Telepon Jokowi, Curhat Soal Ekonomi

Presiden Perancis Emmanuel Macron, Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri Kanada Justin Tredeau hingga Kanselir Jerman Olaf Scholz curhat ke Jokowi soal kesulitan ekonomi.
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (tengah), disaksikan Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) di sela-sela sesi foto bersama pada hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, di Hamburg, Jerman, Jumat (7/7). REUTERS/Ludovic Marin
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (tengah), disaksikan Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) di sela-sela sesi foto bersama pada hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, di Hamburg, Jerman, Jumat (7/7). REUTERS/Ludovic Marin

Bisnis.com, JAKARTA-Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa dua minggu terakhir dirinya ditelpon oleh banyak pemimpin dunia.

Pemimpin dunia yang menelpon Jokowi antara lain Presiden Perancis Emmanuel Macron, Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri Kanada Justin Tredeau hingga Kanselir Jerman Olaf Scholz.

Menurut Jokowi semuanya mengaku sedang menghadapi kesulitan ekonomi karena situasi saat ini.

“Semua negara betul-betul pusing semuanya. Dalam dua minggu terakhir saya ditelpon kepala negara, kepala pemerintahan. Kemarin Presiden Macron telepon, sebelumnya Presiden Xi Jin Ping, sebelumnya Perdana Menteri Justin Tredeau telepon, sebelumnya Kanselir Jerman yang baru Olaf Scholz telepon. Semuanya sama,” ujar Jokowi Pengarahan Presiden RI Tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia yang disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (25/3/2022).

Jokowi mengatakan kondisi saat ini penuh dengan ketidakpastian. Belum usai krisis disrupsi teknologi dan pandemi teratasi, saat ini muncul perang Rusia vs Ukraina yang akibatkan melambungnya harga.

“Kita tahu semua negara, semua negara berada dalam kesulitan ekonomi. Semuanya, karena baik pandemi Covid-19, disrupsi teknologi, terakhir ditambah babak belur lagi karena perang. Sehingga semuanya tidak pasti, semuanya tidak bisa dihitung dengan angka-angka yang pasti,” sambungnya.

“[Semua negara] Bingung menyelesaikan persoalan-persoalan yang sama. Baik dalam kelangkaan energi, dulu hanya 50 US$, sekarang US$ 118, dua kali lipat. Sehingga negara-negara yang tidak mensubsidi BBM-nya naik 2 kali lipat. Bayangkan. Kita naik 10 persen saja naiknya demonya 3 bulan,” tuturnya.

Tidak hanya itu, akibat krisis harga pangan pun turut terkerek naik dari mulai gandum hingga kedelai. “Semua penghasil gandum itu Ukraina, Rusia, Belarusia,” ucapnya.

“Semuanya lari kemana-mana, kelangkaan pangan, kelangkaan energi, kelangkaanngas,  kelangkaan container,” ujarnya.

Lebih lanjut, Jokowi mengatakan jangan anggap remeh dengan kelangkaan kontainer. “Jangan main-main dengan kelangkaan kontainer harganya 5-6 kali lipat dari harga normal. Dulu cari kontainer seribu dalam sehari aja bisa. Dua ribu bisa. Sekarang satu aja sulit,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper