Bisnis.com, JAKARTA-Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa dua minggu terakhir dirinya ditelpon oleh banyak pemimpin dunia.
Pemimpin dunia yang menelpon Jokowi antara lain Presiden Perancis Emmanuel Macron, Presiden China Xi Jinping, Perdana Menteri Kanada Justin Tredeau hingga Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Menurut Jokowi semuanya mengaku sedang menghadapi kesulitan ekonomi karena situasi saat ini.
“Semua negara betul-betul pusing semuanya. Dalam dua minggu terakhir saya ditelpon kepala negara, kepala pemerintahan. Kemarin Presiden Macron telepon, sebelumnya Presiden Xi Jin Ping, sebelumnya Perdana Menteri Justin Tredeau telepon, sebelumnya Kanselir Jerman yang baru Olaf Scholz telepon. Semuanya sama,” ujar Jokowi Pengarahan Presiden RI Tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia yang disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (25/3/2022).
Jokowi mengatakan kondisi saat ini penuh dengan ketidakpastian. Belum usai krisis disrupsi teknologi dan pandemi teratasi, saat ini muncul perang Rusia vs Ukraina yang akibatkan melambungnya harga.
“Kita tahu semua negara, semua negara berada dalam kesulitan ekonomi. Semuanya, karena baik pandemi Covid-19, disrupsi teknologi, terakhir ditambah babak belur lagi karena perang. Sehingga semuanya tidak pasti, semuanya tidak bisa dihitung dengan angka-angka yang pasti,” sambungnya.
Baca Juga
“[Semua negara] Bingung menyelesaikan persoalan-persoalan yang sama. Baik dalam kelangkaan energi, dulu hanya 50 US$, sekarang US$ 118, dua kali lipat. Sehingga negara-negara yang tidak mensubsidi BBM-nya naik 2 kali lipat. Bayangkan. Kita naik 10 persen saja naiknya demonya 3 bulan,” tuturnya.
Tidak hanya itu, akibat krisis harga pangan pun turut terkerek naik dari mulai gandum hingga kedelai. “Semua penghasil gandum itu Ukraina, Rusia, Belarusia,” ucapnya.
“Semuanya lari kemana-mana, kelangkaan pangan, kelangkaan energi, kelangkaanngas, kelangkaan container,” ujarnya.
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan jangan anggap remeh dengan kelangkaan kontainer. “Jangan main-main dengan kelangkaan kontainer harganya 5-6 kali lipat dari harga normal. Dulu cari kontainer seribu dalam sehari aja bisa. Dua ribu bisa. Sekarang satu aja sulit,” tuturnya.