Bisnis.com, JAKARTA - Sejak invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022, Rusia telah menggunakan berbagai jenis senjata militer. Terbaru, pasukan Rusia menggunakan rudal hipersonik.
Dari semua jenis senjata militer yang digunakan selama 26 hari perang Rusia vs Ukraina, Senin (21/3/2022), satu senjata yang mulai mendapat sorotan dunia adalah rudal hipersonik.
Dikutip dari Aljazeera.com, Selasa (22/3/2022), Rusia menjadi negara pertama yang menguji rudal jenis baru ini, yang disebut 'tak terbendung' dalam pertempuran. Hipersonik atau ultra-cepat artinya dapat mengenai target di mana saja di Bumi dalam waktu satu jam.
Rusia mengakui telah meluncurkan rudal hipersonik Kinzhal (belati). Lalu, mengapa senjata hipersonik menjadi penting?
Kata "hipersonik" berarti segala sesuatu yang bergerak dengan kecepatan lima kali kecepatan suara (6.174 kilometer per jam). Kecepatan menjadi penting karena memberi lawan lebih sedikit peringatan dan lebih sedikit waktu untuk bereaksi.
Rudal hipersonik meluncur di atmosfer atas dan sangat mudah bermanuver, namun memiliki kemungkinan yang sangat terbatas untuk mengubah arahnya seperti bola yang pernah dilempar.
Baca Juga
Rudal baru ini datang dalam dua bentuk. Pertama, adalah kendaraan luncur hipersonik (HGVs), yang meninggalkan atmosfer bumi dan kemudian terjun kembali ke dalamnya sebelum meluncur melalui lapisan atas dalam serangkaian lekukan dan belokan acak yang dangkal. Tujuannya untuk mengelabui radar musuh mengenai target yang mereka tuju.
Kedua, adalah rudal jelajah hipersonik (HCM) yang, meskipun tidak secepat yang pertama, dirancang untuk terbang rendah tetapi juga pada kecepatan yang sangat tinggi sehingga mampu mengejutkan musuh dan memberikan sedikit waktu untuk bereaksi.
Tantangan
Tantangan teknologi untuk kedua jenis ini sangat besar. Terbang dengan kecepatan ekstriem di udara, gesekan adalah tantangan utama, dengan suhu naik menjadi 2.200 derajat Celcius (3.990 derajat Fahrenheit).
Rudal-rudal ini harus dibentuk dan dibangun dari bahan yang sangat canggih yang dirancang untuk tahan terhadap kondisi ekstrem seperti itu.
Akan tetapi, terlepas dari semua tantangan ini, keberhasilan penggunaan rudal hipersonik Kinzhal berarti Rusia masih menghadapi tantangan berat dalam menghadapi perlawanan dari Ukraina.