Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Satgas IDI: Endemi Covid-19 Indonesia Diperkirakan 3 Bulan Lagi

Dalam kondisi endemi, Covid-19 tetap ada, tetapi dampaknya tidak akan separah ketika masih berstatus pandemi.
Pengendara melintas di dekat mural bertemakan COVID-19 di Petamburan, Jakarta, Rabu (21/7/2021). Berdasarkan data Kemenkes RI, pada hari pertama perpanjangan Pemeberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kasus COVID-19 di Indonesia kembali menurun dari 38.325 orang menjadi 33.772 orang per hari./ANTARA FOTO-Rivan Awal Lingga
Pengendara melintas di dekat mural bertemakan COVID-19 di Petamburan, Jakarta, Rabu (21/7/2021). Berdasarkan data Kemenkes RI, pada hari pertama perpanjangan Pemeberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kasus COVID-19 di Indonesia kembali menurun dari 38.325 orang menjadi 33.772 orang per hari./ANTARA FOTO-Rivan Awal Lingga

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban memprediksi 3 bulan lagi pandemi Covid-19 di Indonesia akan transisi menjadi endemi.

"Kapan endemi Covid-19 di Indonesia terjadi? Tidak akan lama lagi. Sekitar tiga bulan. Semoga. Bismillah," cuitnya melalui akun Twitter @ProfesorZubairi, Selasa (22/3/2022).

Kendati demikian, Zubairi menegaskan bahwa dalam kondisi endemi, virus Covid-19 tetap ada, tetapi dampaknya tidak akan separah ketika masih berstatus pandemi.

"Endemi itu bukan berarti situasinya tak ada Covid-19 sama sekali. Bukan berarti juga kita enggak berpikir tentang Covid-19 lagi. Penyakit ini tetap ada. Statis. Tak terlalu meningkat, tak terlalu turun—dan tak ada lonjakan besar yang tak terduga seperti tahun-tahun sebelumnya," ujarnya.

Dia mengatakan terinfeksi Covid-19 saat endemi juga tetap berpotensi menyebabkan kematian meskipun tidak semasif dan secepat tahun-tahun sebelumnya.

Dia mencontohkan beberapa penyakit yang kini statusnya telah menjadi endemi seperti TBC dan malaria.

Lebih lanjut, Zubairi juga membeberkan faktor yang berperan menuju endemi di antaranya tingkat rawat inap dan kematian; beban sistem kesehatan; jumlah kasus baru; positivity rate; vaksinasi; kebijakan pemerintah; perilaku masyarakat; hingga pengobatan baru.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper