Bisnis.com, SOLO - Tradisi menangkal hujan pada dasarnya bukan hal baru di tatanan masyarakat Indonesia. Ritual ini masih kerap dilakukan, terutama bagi mereka yang memiliki hajat.
Akan tetapi, beda pawang hujan ternyata beda pula cara yang digunakan untuk menangkal hujan. Setidaknya, demikianlah yang diungkapkan dua pawang hujan Indonesia, yaitu Eko Budi dan Rara Istiati Wulandari.
Rara Istiati Wulandari atau akrab disapa Mbak Rara memiliki ritual khusus dalam upayanya menangkal hujan. Agar usahanya berjalan mulus, Rara pun menggunakan sejumlah media komunikasi yang akan membantunya berkomunikasi dengan dimensi lain, seperti membakar dupa dan membawa cawan atau magic bowl.
Kendati demikian, Rara menolak anggapan bahwa tugas pawang hujan adalah menghentikan hujan. Apa yang dilakukan pawang hujan, termasuk dirinya tak lain menggeser awan-awan tebal penyebab hujan.
“Sebenarnya awan itu kan ada mengandung uap air. Nah pawang hujan itu melakukan hanya menggeser saja awan-awan yang tebal. Jadi dengan kemampuan dalam ilmu psikologi itu disebut ilmu telekinesis,” ucapnya, dikutip dari kanal YouTube Trans 7 Official pada Senin (21/3/2022).
Sementara itu, Eko Budi menuturkan dirinya lebih mengandalkan kekuatan zikir dan salat tahajud ketika diminta menjadi pawang hujan.
Baca Juga
“Melakukan zikir selama 3 jam, salat tahajud, dan salat hajad. Kita berdoa kepada Allah supaya hujan di sini dipindahkan ke arah lain, atas seizin Allah gitu. Orang WA saya kebanyakan seminggu sebelum acara menghubungi saya. Jadi saya melakukan salat tahajud sepekan sebelum acara,” paparnya.
Di sisi lain, sama seperti Rara, Eko Budi mengatakan tugas pawang hujan bukanlah menghentikan hujan, melainkan menggeser hujan ke tempat lain.
Lalu, bagaimana pendapat BMKG sendiri, benarkah awan penyebab hujan bisa digeser ke tempat lain?
Senior Dorecaster BMKG Rifda Novikarany mengatakan, “Sebenarnya bukan dipindahkan lebih tepatnya ya. Kalo awan itu kan bergerak mengikuti arah angin. Awan itu lebih cepat terurai jika anginnya kencang.”