Bisnis.com, JAKARTA – Hari ke-25 perang Rusia Vs Ukraina, Wakil Komandan Armada Laut Hitam Rusia Andrey Paliy, 51, tewas ditembak tentara Ukraina.
Dikutip dari dailymail.co.uk, Minggu (20/3/2022) dan Channelnewsasia.com, Senin (21/3/2022), Presiden Rusia Vladimir putin kehilangan panglima tertingginya dalam pertempuran di Kota Mariupol.
Pihak Ukraina mengatakan telah menembak mati Wakil Komandan Armada Laut Hitam Rusia. Kapten peringkat pertama Andrey Paliy, adalah satu-satunya perwira angkatan laut yang tewas terbunuh
Kematian tersebut akan menjadi pukulan signifikan lainnya bagi pasukan invasi Vladimir Putin.
Kapten peringkat pertama Andrey Paliy, 51, adalah satu-satunya perwira angkatan laut senior yang diduga tewas. Ini akan menandai pukulan signifikan lainnya bagi pasukan invasi Vladimir Putin.
Gubernur Rusia untuk Sevastopol, yang dianeksasi Moskow dari Ukraina pada 2014, mengatakan pada Minggu bahwa Kapten Pos Andrei Paliy, wakil komandan Armada Laut Hitam Rusia, telah tewas dalam pertempuran di Mariupol.
Baca Juga
Rusia meminta pasukan Ukraina di Mariupol untuk meletakkan senjata mereka, dengan mengatakan "bencana kemanusiaan yang mengerikan" sedang berlangsung.
Dikatakan, para pembela HAM dijamin aman untuk keluar dari kota dan koridor kemanusiaan akan dibuka pada Senin (21/3/2022) pukul 10 pagi waktu Moskow.
Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan 7.295 orang dievakuasi dari kota-kota Ukraina melalui koridor kemanusiaan pada hari Minggu (20/3/2022), 3.985 di antaranya dari Mariupol.
Dia mengatakan pemerintah berencana untuk mengirim hampir 50 bus ke Mariupol pada hari Senin (21/3/2022) untuk evakuasi lebih lanjut.
Rusia dan Ukraina telah membuat kesepakatan sepanjang perang di koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil, tetapi saling menuduh sering melakukan pelanggaran.
Menguasai Mariupol akan membantu pasukan Rusia mengamankan koridor darat ke semenanjung Krimea yang dicaplok Moskow dari Ukraina pada 2014.
Dewan kota Mariupol mengatakan di Telegram pada hari Sabtu (19/3/2022) bahwa beberapa ribu penduduk telah "dideportasi" ke Rusia selama seminggu terakhir.
Kantor berita Rusia mengatakan bus telah membawa ratusan orang yang dipanggil Moskow sebagai pengungsi dari Mariupol ke Rusia dalam beberapa hari terakhir.