Bisnis.com, JAKARTA – Warganet di media sosial Twitter ramai membahas kabar kematian penembak jitu atau sniper terbaik asal Kanada bernama Wali, Rabu (19/3/2022).
Wali dikabarkan meninggal selama pemboman Yavoriv seperti dilansir Theancestory.com, Rabu (16/3/2022). Dia disebut memanggul senjata untuk Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia.
Siapakah Wali?
Berasal dari Kanada, Wali mendarat di Ukraina pada 4 Maret 2022 bersama tiga mantan tentara Kanada lainnya dan kontingen besar veteran Inggris.
Dikabarkan, dia meninggalkan Polandia dan telah ditempatkan di sebuah rumah yang telah direnovasi sebelum bergabung dengan militer Ukraina dan pejuang lainnya.
Berita kematian Wali menyebar di Twitter, mendorong muncul spekulasi bahwa itu adalah propaganda China yang menyebarkan desas-desus.
Baca Juga
Di Indonesia, kabar tewasnya penembak jitu tersebut dicuitkan oleh @SoftWarNews pada Rabu (16/3/2022). Akun tersebut rutin mengupdate perang antara Rusia vs Ukraina.
Diketahui, Wali merupakan nama samaran. Dia meminta untuk disapa dengan nama sandi yang diberikan kepadanya di Afghanistan, jika mantan orang kuat KGB, Putin, menemukan identitas aslinya dan berusaha untuk menyakiti keluarganya di Quebec, Kanada.
Wali menghabiskan hari Sabtu (12/3/2022) di sebuah bangunan yang ditinggalkan di pinggiran Kyiv, dengan pemandangan yang dia sebut sebagai “lokasi strategis.”
Saat dia berjuang untuk Ukraina, keluarga dan teman-temannya berkumpul untuk merayakan ulang tahun pertama anaknya.
Sebelum perang Rusia vs Ukraina pecah, pria berusia 40 tahun itu bekerja sebagai pemrogram komputer.
Dia meninggalkan pekerjaan dan keluarganya dan bergabung di Pertahanan Teritorial Legiun Internasional Ukraina.
Identitas pasti penembak jitu tidak jelas, meskipun dia dikenali dengan nama Arab "Wali" yang diterjemahkan sebagai "wali."
Wali disebut sebagai penembak jitu Kanada yang lebih memilih untuk tetap anonim karena sifat pekerjaannya.
Menurut The Independent, Wali bertugas di Kandahar dengan Resimen ke-22 Royal Canadian Infantry sejak tahun 2009 hingga 2011.
Pada tahun 2015, dia juga dikatakan telah mengajukan diri untuk berperang bersama pasukan Kurdi melawan Negara Islam Irak dan Suriah.
Dikabarkan, penembak jitu mampu membunuh hingga 40 orang dalam satu hari. Rata-rata, penembak jitu akan mencetak lima hingga enam pembunuhan per hari, tergantung pada situasinya.
Wali saat ini memegang rekor pembunuhan terlama yang dikonfirmasi, pada Juni 2017.
Seorang pejuang ISIS di Mosul, Irak, ditembak dengan senapan McMillan Tac-50 miliknya pada jarak sekitar 3,5 kilometer, menurut dia.
Menurut Ukraina, sekitar 20.000 sukarelawan dari 52 negara berbeda telah mendaftar untuk melayani di legiun internasional di sana.
Kelompok pejuang asing ini akan dapat mengenakan seragam Ukraina dan meminta kewarganegaraan.
Konvensi Jenewa memastikan bahwa jika pasukan Rusia menangkap mereka, mereka akan diperlakukan sesuai dengan konvensi tersebut.