Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hari ke-11 Invasi Rusia, Pengungsi Bakal Tembus 1,5 Juta Orang

Pengungsi diperkirakan akan mencapai 1,5 juta pada hari ini atau hari ke 11 invasi Rusia ke wilayah Ukraina.
Warga Ukraina yang mengungsi berada di Siret, Rumania, Selasa (1/3/2022). REUTERS/Stoyan Nenov
Warga Ukraina yang mengungsi berada di Siret, Rumania, Selasa (1/3/2022). REUTERS/Stoyan Nenov

Bisnis.com, JAKARTA - Pada hari ke-11 sejak Rusia menyerang Ukraina, diperkirakan pengungsi akan mencapai 1,5 juta pada hari ini, Minggu (6/3/2022). Pihak Ukraina meminta Barat bertindak lebih tegas, termasuk lebih banyak sanksi dan senjata.

Moskow dan Kyiv saling menyalahkan atas kegagalan gencatan senjata pada hari Sabtu yang akan membuat warga sipil melarikan diri dari Mariupol dan Volnovakha, dua kota selatan yang dikepung oleh pasukan Rusia. Ukraina yang bisa melarikan diri tumpah ke negara tetangga Polandia, Rumania, Slovakia dan di tempat lain.

Negosiator Ukraina mengatakan putaran ketiga pembicaraan dengan Rusia mengenai gencatan senjata akan dilanjutkan pada Senin, meskipun Moskow kurang definitif.

Dalam pidato yang disiarkan televisi pada Sabtu malam, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta orang-orang di daerah yang diduduki oleh pasukan Rusia untuk berperang.

"Kita harus pergi keluar dan mengusir kejahatan ini dari kota-kota kita," katanya, bersumpah untuk membangun kembali bangsanya, dikutip ChannelNewsAsia, Minggu (6/3/2022).

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya menegaskan bahwa dia menginginkan Ukraina netral yang telah "dimiliterisasi" dan "didenazifikasi," dan menyamakan sanksi Barat "dengan deklarasi perang,".

Ukraina dan negara-negara Barat telah mengecam alasan Putin sebagai dalih tak berdasar untuk invasi yang dia luncurkan pada 24 Februari dan telah memberlakukan sanksi besar-besaran yang bertujuan mengisolasi Moskow dan melumpuhkan ekonominya.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di perbatasan Ukraina-Polandia, mengatakan dia mengharapkan sanksi dan senjata baru untuk Ukraina dalam beberapa hari mendatang.

Amerika Serikat telah mengatakan akan memberi Ukraina lebih banyak senjata dan telah berulang kali memperingatkan bahwa itu dapat meningkatkan sanksi, dengan Presiden Joe Biden mencari dana darurat sebesar 10 miliar dolar AS untuk menanggapi krisis.

Washington bekerja sama dengan Polandia saat Warsawa mempertimbangkan apakah akan menyediakan jet tempur ke Ukraina. Juru bicara Gedung Putih mengatakan Sabtu malam, menambahkan bahwa Amerika Serikat dapat mengisi kembali pasokan jet Polandia jika mereka melakukannya, meskipun tantangan tetap ada mengingat wilayah udara yang diperebutkan.

Media AS melaporkan Zelenskyy telah meminta bantuan mengamankan pesawat dari sekutu Eropa dalam panggilan video dengan anggota parlemen AS sebelumnya pada hari Sabtu. Dia juga menyerukan lagi untuk bantuan yang lebih mematikan, larangan minyak Rusia, zona larangan terbang dan diakhirinya hak istimewa Visa Inc dan MasterCard Inc di Rusia.

Baik Visa dan Mastercard kemudian mengatakan operasi kartu kredit mereka akan ditangguhkan di Rusia.

Biden berbicara dengan Zelenskyy selama sekitar 30 menit pada Sabtu malam di Washington, kata Gedung Putih. Mereka membahas keamanan, dukungan keuangan untuk Ukraina dan kelanjutan sanksi terhadap Rusia, tulis Zelenskiy di Twitter.

NATO, yang ingin bergabung dengan Ukraina, telah menolak seruan Zelenskyy untuk memberlakukan zona larangan terbang di negaranya, dengan mengatakan hal itu akan meningkatkan konflik di luar Ukraina.

Berusaha menengahi, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett bertemu dengan Putin di Kremlin pada hari Sabtu dan kemudian berbicara dengan Zelenskyy, kata juru bicara Bennett.

"Kami melanjutkan dialog," tweet Zelenskyy setelah panggilan tersebut.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengeluarkan rencana enam poin untuk menanggapi invasi Rusia menjelang pertemuan dengan para pemimpin dari Kanada, Belanda dan Eropa Tengah di London minggu ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Indra Gunawan
Editor : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper