Bisnis.com, JAKARTA - Rusia untuk pertama kalinya mengakui menerima banyak korban militer selama serangannya ke Ukraina, dengan 498 tentara tewas dan 1.597 lainnya terluka seperti dilansir BBC, Kamis (3/3/2022).
Hal tersebut berbeda dengan klaim Ukraina yang menyebut kerugian Rusia mencapai 5.710 tentaranya tewas dan ribuan lagi luka-luka.
Ukraina menyampaikan, bahwa lebih dari 2.000 warga sipil tewas sejak invasi dimulai Kamis lalu. Konflik juga telah menyebabkan 870.000 orang meninggalkan Ukraina - pada tingkat yang menurut PBB akan menjadikannya krisis pengungsi terburuk abad ini.
Pihak Ukraina pun mencatat ada 200 tentara Rusia ditangkap.
Selain itu, ada banyak kerusakan pada 846 kendaraan tempur lapis baja, sekitar 77 sistem artileri, 24 sistem peluncuran roket ganda, sekitar 60 tank dengan bahan bakar dan pelumas, tiga kendaraan udara tak berawak operasional-taktis, dua kapal, 305 kendaraan.
Saat ini, data yang valid sedang dihitung.
Baca Juga
Sementara itu, melansir Forbes, lebih dari 70 tentara Ukraina tewas oleh serangan roket Rusia di kota Okhtyrka pada Selasa (28/2/2022), menurut pihak berwenang Ukraina yang menuduh Moskow terlibat dalam "taktik barbar" dan kejahatan perang ketika jumlah korban tewas dari invasi Rusia meningkat.
Sementara itu, negosiasi putaran kedua antara Rusia dan Ukraina direncanakan akan dilangsungkan pada Rabu (2/3/2022) sebagaimana mengutip kantor berita TASS dari sumber pihak Rusia.
Kedua belah pihak memutuskan untuk bertemu lagi setelah putaran pertama negosiasi pada Senin (28/2/2022) tidak menghasilkan hasil yang nyata.
Putaran pertama pembicaraan yang diadakan di kota perbatasan Gomel di Belarusia berlangsung selama hampir lima jam.
Perwakilan Rusia dan Ukraina tampaknya telah "menyetujui hal-hal tertentu".
Sekarang, para perwakilan akan berkonsultasi dengan kepala pemerintahan mereka sebelum kembali ke meja untuk putaran diskusi lainnya seperti dikutip IndiaToday.in, Rabu (2/3/2022).