Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Dituduh Gunakan Bom Vakum atau Termobarik, Begini Kedahsyatannya

Tuduhan tersebut menjadi kontroversial karena efek dari ledakan tersebut diyakini jauh lebih dahsyat daripada bahan peledak konvensional dengan ukuran yang sama, dan memiliki dampak yang mengerikan
Senjata termobarik lebih mematikan dari senjata konvensional./Istimewa
Senjata termobarik lebih mematikan dari senjata konvensional./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Rusia disebut berencana menggunakan senjata termobarik atau lebih dikenal sebagai bom vakum dalam invasinya ke Ukraina.

Dikutip melalui BBC, tuduhan tersebut menjadi kontroversial karena efek dari ledakan tersebut diyakini jauh lebih dahsyat daripada bahan peledak konvensional dengan ukuran yang sama, dan memiliki dampak yang mengerikan pada siapa pun yang terperangkap dalam radius ledakan mereka.

Sekadar informasi, bom vakum juga disebut bom aerosol atau bahan peledak udara bahan bakar, terdiri dari wadah bahan bakar dengan dua bahan peledak terpisah.

Peledak ini dapat diluncurkan sebagai roket atau dijatuhkan sebagai bom dari pesawat. Ketika mencapai targetnya, muatan ledakan pertama membuka wadah dan menyebarkan campuran bahan bakar secara luas sebagai awan.

Selanjutnya, awan itu dapat menembus bukaan bangunan atau pertahanan apa pun yang tidak sepenuhnya tertutup. Bahkan, muatan kedua kemudian meledakkan awan, menghasilkan bola api besar, gelombang ledakan besar, dan ruang hampa yang menyedot semua oksigen di sekitarnya.

Alhasil, senjata tersebut dapat menghancurkan bangunan yang diperkuat, peralatan berat, dan membunuh atau melukai orang.

Bom tersebut digunakan untuk berbagai tujuan dan memiliki berbagai ukuran. Ada yang berbentuk senjata untuk digunakan tentara individu seperti granat dan peluncur roket genggam.

Adapun, versi peluncuran udara besar juga telah dirancang, khusus untuk membunuh orang-orang yang berlindung di gua dan terowongan yang rumit. Efek senjata ini paling parah apabila digunakan di ruang tertutup.

Pada 2007, Rusia pun menguji senjata termobarik terbesarnya yang disebut father of all bombs lantaran menciptakan ledakan yang setara dengan bom konvensional seberat 44 ton sehinggamenjadikannya alat peledak nonnuklir terbesar di dunia.

Bahkan, dampaknya disebutkan mampu menghancurkan dengan dampak besar dan kegunaannya terhadap lawan yang bertahan dengan menggali bangunan atau bungker, bom vakum terutama digunakan di lingkungan perkotaan.

Sementara itu, Duta Besar Ukraina untuk Amerika Serikat Oksana Markarova menuduh Rusia menggunakan bom vakum selama invasi mereka. Namun, belum ada konfirmasi resmi atas klaim tersebut. Ada juga laporan penampakan peluncur roket termobarik di Ukraina selama beberapa hari terakhir.

Tidak ada undang-undang internasional yang secara khusus melarang penggunaannya. Namun, jika suatu negara menggunakannya untuk menargetkan penduduk sipil di daerah yang dibangun, seperti sekolah atau rumah sakit, negara tersebut dapat dihukum karena kejahatan perang di bawah Konvensi Den Haag tahun 1899 dan 1907.

Jaksa International Criminal Court Karim Khan mengatakan pengadilannya akan menyelidiki kemungkinan kejahatan perang di Ukraina.

Amunisi termobarik dapat ditelusuri kembali ke Perang Dunia Kedua, ketika bom tersebut awalnya digunakan tentara Jerman. Mereka tidak dikembangkan secara luas sampai 1960-an, ketika Amerika Serikat (AS) menggunakannya di Vietnam.

Sebelumnya, AS juga telah menggunakan bom ini pada 2001 untuk mencoba menghancurkan pasukan al-Qaeda yang bersembunyi di gua-gua pegunungan Tora Bora di Afghanistan.

Sementara itu, Rusia menggunakannya dalam perangnya di Chechnya pada 1999 dan menghasilkan negara tersebut dikutuk Human Rights Watch karena melakukannya. Senjata termobarik buatan Rusia juga dilaporkan digunakan dalam perang saudara Suriah oleh rezim Bashar al-Assad.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper