Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Dunia Persiapkan Paket Bantuan Rp43,09 Triliun untuk Ukraina

Paket bantuan tahap pertama akan disalurkan pada minggu ini setelah mendapat persetujuan dari dewan, dalam bentuk dukungan untuk kesehatan dan pendidikan dengan nilai mencapai US$200 juta.
Presiden Bank Dunia David Malpass berbicara dalam sebuah konferensi pers dalam Spring Meetings of the World Bank Group and IMF di Washington, AS, Kamis (11/4/2019)./Reuters-James Lawler Duggan
Presiden Bank Dunia David Malpass berbicara dalam sebuah konferensi pers dalam Spring Meetings of the World Bank Group and IMF di Washington, AS, Kamis (11/4/2019)./Reuters-James Lawler Duggan

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Dunia mempersiapkan paket bantuan senilai Rp43,09 triliun (US$3 miliar) untuk Ukraina yang saat ini dilanda perang dengan Rusia. Dari jumlah tersebut sebanyak Rp5,02 triliun (US$350 juta) berupa dana segar.

Dilansir dari NDTV, Rabu (2/3/2022), Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan untuk bantuan tahap pertama, rencananya disalurkan pada minggu ini setelah mendapat persetujuan dari dewan.

Bantuan tahap pertama diantaranya dalam bentuk dukungan untuk kesehatan dan pendidikan dengan nilai mencapai US$200 juta.

International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia dalam beberapa hari terakhir juga berjanji untuk memberikan dukungan lebih lanjut ke Ukraina. Keduanya terus bergerak cepat untuk mewujudkan janji itu.

IMF, yang memiliki program pembiayaan US$2,2 miliar dengan Ukraina, akan mempertimbangkan permintaan terbaru negara itu untuk pembiayaan darurat.

"Kami sangat terkejut dan sedih dengan korban jiwa dan ekonomi yang hancur akibat perang di Ukraina," kata mereka.

Kelompok tujuh menteri keuangan dan gubernur bank sentral bertemu Selasa pagi (1/2) dan berjanji untuk memobilisasi dukungan untuk Kyiv sambil mempertimbangkan langkah-langkah tambahan untuk lebih mengisolasi Moskow.

Harga minyak telah melonjak menjadi lebih dari 106 dolar AS per barel pada Selasa karena pertempuran semakin intensif dan ratusan ribu orang meninggalkan Ukraina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Azizah Nur Alfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper