Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polisi Rusia Tangkap 5.000 Orang Demonstran Akibat Aksi Protes Perang

Polisi Rusia menangkap lebih dari 5.000 orang demonstran yang melakukan aksi protes perang antara Rusia dan Ukraina.
Anggota komunitas Rusia berdemonstrasi terhadap Rusia setelah Rusia meluncurkan operasi militer besar terhadap Ukraina, di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Kamis (24/2/2022)./Antara
Anggota komunitas Rusia berdemonstrasi terhadap Rusia setelah Rusia meluncurkan operasi militer besar terhadap Ukraina, di Los Angeles, California, Amerika Serikat, Kamis (24/2/2022)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Polisi Rusia menangkap lebih dari 5.000 pengunjuk rasa anti-perang hingga hari keempat perintah invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina.

Langkah itu mengejutkan banyak orang Rusia setelah 2.114 pengunjuk rasa ditangkap kemarin waktu setempat sehingga total warga yang ditangkap menjadi 5.250 orang. Data itu diperoleh dari situs OVD-Info yang telah mendokumentasikan tindakan keras terhadap oposisi Rusia selama bertahun-tahun.

Di Moskow, polisi anti huru hara menangkap lebih banyak pengunjuk rasa. Beberapa di antaranya membawa plakat tulisan tangan dengan tanda perdamaian dan slogan anti-perang dalam bahasa Rusia dan Ukraina.

Beberapa lainnya memakai topeng dengan kata "Cukup" terpampang di bagian depan.

Seorang reporter untuk saluran televisi independen Dozhd ditangkap saat menggelar aksi protes, meskipun menunjukkan akreditasinya kepada polisi dan mengenakan rompi pers.

Di luar department store Gostiny Dvor kelas atas di pusat kota Saint Petersburg, ratusan pengunjuk rasa anti-perang berdiri bersama, bergandengan tangan dan bernyanyi. Banyak yang memegang poster bertuliskan “Tidak untuk perang”, “Rusia pulang” dan “Damai untuk Ukraina”.

“Ada ratusan, mungkin ribuan, dari kita yang menggelar aksi protes,” kata seorang warga Rusia Vladimir Vilokhonov, yang ikut serta dalam protes tersebut seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (28/2/2022).

Demonstran lain, Alyona Stepanova datang ke lokasi dengan tas yang dikemas untuk berjaga-jaga jika "kami dibawa pergi".

"Kami percaya itu adalah tugas kami untuk datang ke sini," katanya.

Polisi anti huru hara berusaha meredam teriakan anti-perang mereka dengan membunyikan musik patriotik.

“Saya menentang perang. Saya lahir pada tahun 1941 dan saya tahu apa artinya,” kata Valeria Andreyeva, lahir pada tahun Nazi Jerman menyerang Uni Soviet.

Protes hari Minggu bertepatan dengan peringatan ketujuh pembunuhan politisi oposisi Boris Nemtsov.

Di Moskow, beberapa penangkapan terjadi saat peringatan di luar Kremlin, tempat Nemtsov ditembak, kata seorang saksi mata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper