Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Negoisasi Rusia-Ukraina Terancam Mandek, Inggris Serukan Isolasi Transaksi SWIFT terhadap Rusia

Pengumuman untuk negoisasi damai antara keduanya telah disampaikan Kremlin. Rusia mengajak dialog Ukraina di Ibu Kota Belarusia, Minsk. Sebaliknya, Ukraina menjawab bahwa pembicaraan damai bisa dilangsungkan di Ibu Kota Polandia, Warsawa.
Potret Vladimir Putin, Presiden Rusia, dipajang di toko Angkatan Darat Rusia di Moskwa, Rusia, Rabu (23/2/2022). Pasukan Rusia menyerang Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi untuk demiliterisasi Ukraina, yang memicu kecaman internasional dan ancaman AS akan sanksi berat lebih lanjut terhadap Moskwa. /Bloomberg-Andrey Rudakov
Potret Vladimir Putin, Presiden Rusia, dipajang di toko Angkatan Darat Rusia di Moskwa, Rusia, Rabu (23/2/2022). Pasukan Rusia menyerang Ukraina setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan operasi untuk demiliterisasi Ukraina, yang memicu kecaman internasional dan ancaman AS akan sanksi berat lebih lanjut terhadap Moskwa. /Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA- Pemerintah Rusia menganggap ajakan berdialog telah dimentahkan Ukraina. Undangan pembicaraan yang dilayangkan Presiden Rusia Vladimir Putin dinilai tak bersambut.

Dilansir dari Bloomberg, Sabtu (26/2/2022), pengumuman untuk negoisasi damai antara keduanya telah disampaikan Kremlin. Rusia mengajak dialog Ukraina di Ibu Kota Belarusia, Minsk.

Sebaliknya, Ukraina menjawab bahwa pembicaraan damai bisa dilangsungkan di Ibu Kota Polandia, Warsawa. Namun tanggapan Ukraina itu diacuhkan Kremlin.

Proses diplomasi inipun tengah berlangsung di tengah invasi militer Rusia yang mendekat ke Ibu Kota Ukraina, Kiev. Rusia menginginkan posisi netral Ukraina, dan tidak masuk dalam keanggotaan pakta pertahanan atlantik utara (NATO).

Tidak hanya itu, Rusia menuding negara tetangganya itu ingin mencaplok kembali dua wilayah yang memerdekakan diri. Ukraina pun membantah tudingan-tudingan tersebut.

Melihat gelagat tersebut, Inggris sebagai negara sekutu telah melakukan sanksi bagi Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov. Langkah itupun diikuti Uni Eropa.

Selain itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk mengisolasi Rusia. Salah satunya yakni menjauhkan negara eks Uni Soviet itu dari transaksi pembayaran internasional SWIFT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Kahfi
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper