Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jubir Kemenlu Rusia Tuding Masalah Ukraina Hanya 'Prank Propaganda Barat'

Jubir Kemenlu Rusia mengatakan bahwa seharusnya media di negara Barat lebih menyoroti penempatan pasukan NATO di Ukraina dan senjata yang disiapkan selama beberapa tahun yang lalu.
Presiden Rusia Vladimir Putin/ Bloomberg
Presiden Rusia Vladimir Putin/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menuding negara Barat melakukan propaganda atas tuduhan terhadap negaranya yang menugaskan pasukan di perbatasan Ukraina.

Dilansir oleh Al Mayadeen, saluran televisi satelit berbasis di Lebanon, pada Rabu (16/2/2022), Zakharova mengatakan bahwa seharusnya media di negara Barat lebih menyoroti penempatan pasukan NATO di Ukraina dan senjata yang disiapkan selama beberapa tahun yang lalu.

Hal ini disampaikan saat menjawab pertanyaan dari media Rusia RT Deutsch.

Dia juga menegaskan bahwa sejumlah latihan militer di Laut Hitam yang disebutnya sebagai merancang Rusia sebagai musuhnya.

"Ini adalah yang seharusnya diperhatikan oleh mitra Barat kami, bukannya direpotkan oleh Rusia, negara yang berdaulat, yang memiliki pasukan militernya sendiri di wilayahnya sendiri," ungkap Zakharova.

Kantor berita Rusia TASS melaporkan bahwa Kremlin telah menyerahkan lima kasus tindakan provokatif yang dilancarkan oleh pasukan udara AS. Hal ini dianggap sebagai serangan terhadap penerbangan sipil di Laut Hitam.

Saat ini, Kementerian Luar Negeri Rusia tengah mempertimbangkan jaminan keamanan yang diajukan oleh Kementerian Luar Negeri AS, menunjukkan dimulainya dialog substantif di antara kedua negara.

Moscow berkali-kali membantah kabar rencana invasi Ukraina, seperti yang dilontarkan oleh Washington. Surat kabar Kommersant mengutip bahwa yang dilakukan AS adalah upaya mengeskalasi ketegangan dan meminta pertanggung jawaban Moscow.

"Rusia tidak pernah berencana untuk menyerang siapapun. Namun, kami punya garis merah kami sendiri," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengkonfirmasi bahwa akan mempertahankan kebijakan luar negeri yang damai, tetapi berhak untuk mempertahankan keamanannya pada jangka menengah dan panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper