Bisnis.com, JAKARTA – Faktor dukungan keamanan regional menjadi alasan Kementerian Luar Negeri Ameriika Serikat (AS) menyetujui penjualan 36 pesawat jet tempur buatan Boeing Co. ke Indonesia.
Penjualan pesawat jet tersebut juga dinilai menandai penguatan hubungan AS dengan Indonesia selaku sekutu utama dan terbesar di Asia Tenggara. Boeing dalam hal ini adalah produsen jet tempur F-15EX yang dibeli oleh Indonesia.
Adapun, berdasarkan keterangan Kementerian Luar Negeri AS, nilai penjualan yang diusulkan sekitar US$9,5 miliar untuk pesawat dan sekitar US$4,4 miliar untuk peralatan terkait. Alhasil, total penjualan hampir mencapai US$14 miliar atau setara Rp200,84 triliun (asumsi kurs Rp14.345).
“Dari sudut pandang geopolitik, penjualan yang diusulkan meningkatkan keamanan mitra regional penting yang merupakan kekuatan untuk stabilitas politik, dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik,” ujar Kementerian Luar Negeri AS, seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (13/2/2022).
“Sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Indonesia dalam mengembangkan dan memelihara kemampuan bela diri yang kuat dan efektif.”
Adapun, Kongres AS memiliki waktu 30 hari untuk meninjau keputusan tersebut, meskipun hampir pasti disetujui.
Baca Juga
Apabila Kongres AS menyetujui, maka Indonesia dan Boeing dapat melanjutkan perundingan nilai kontrak.
Di sisi lain, kesepakatan itu, yang akan menjadi penjualan ekspor pertama F-15EX, datang ketika pemerintahan Biden berusaha untuk memfokuskan kembali strategi kebijakan luar negerinya di kawasan Indo-Pasifik.
Sebelum melakukan tahap awal pembelian pesawat dengan Boeing, Indonesia juga telah menandatangani kontrak dengan Dassault Aviation SA untuk 42 pesawat tempur Rafale, dengan nilai US$8,1 miliar.
Richard Aboulafia, seorang analis penerbangan di AeroDynamic Advisory, mengisyaratkan bahwa masih ada pekerjaan yang harus dilakukan di kedua sisi untuk memastikan kesepakatan berjalan.
“Jika Indonesia benar-benar membeli jet ini, itu akan menjadi terobosan besar untuk program dan dorongan nyata untuk lini produksi,” kata Aboulafia.