Bisnis.com, JAKARTA - Dalam kurang lebih setahun terakhir, Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto Djojohadikusumo wara-wiri ke luar negeri.
Kunjungannya bukan sekedar diplomasi di bidang pertahanan, Prabowo melawat ke Amerika Serikat (AS), Italia hingga Prancis dalam rangka penjajakan pembelian alutsista.
Daftar belanjaannya pun panjang dan fantastis. Bahkan, publik pernah dibuat kaget dengan draf Perpres yang sempat beredar. Dalam draf yang meliputi Perencanaan Kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan Kementerian Pertahanan dan TNI untuk Renstra 2020-2044 dikatakan kebutuhan anggarannya mencapai US$ 124,99 miliar atau setara dengan Rp 1.760 triliun.
Dikutip dari Tempo, angka sebesar Rp1,76 kuadriliun akan dibelanjakan untuk beberapa hal. Pertama, akuisisi Alpalhankam senilai US$79,0 miliar. Kedua, biaya untuk pembayaran bunga tetap selama 5 tahun Renstra sebesar US$13.39 miliar. Selanjutnya, alokasi untuk dana kontijensi serta pemeliharaan dan perawatan Alpalhankam sebesar US$32,50 miliar.
Dalam rencana kebutuhan (Renbut) Pasal 3 ayat 3 bahwa itu telah teralokasi sejumlah US$20,74 miliar pada Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah Khusus Tahun 2020-2024. Adapun, sisanya sebesar US$104,25 miliar, akan dipenuhi pada Renstra Tahun 2020-2024.
Dalam podcast dengan Deddy Corbuzier pertengahan tahun lalu, Prabowo mengaku bahwa anggaran tersebut belum disepakati. "Rp 1.700 triliun itu pun belum disetujui, masih digodok," ucapnya.
Baca Juga
Saat itu, Prabowo mengaku bahwa rancangan ini merupakan salah satu dari permintaan Jokowi setelah dirinya dilantik.
"10 hari atau 2 minggu setelah dilantik, di Istana beliau panggil saya, beliau panggil saya Menhan saya ingin suatu masterplan, saya ingin suatu grand design saya minta 15-25 tahun, saya minta utuh rencanakan, ya itu petunjuk beliau kan, saya jalankan," tegas Prabowo dalam podcast tersebut.
Terlepas dari arahan Presiden, Kementerian Pertahanan (Kenmenhan) mendapatkan alokasi anggaran terbesar dibandingkan dengan kementerian lainnya pada 2022, yakni sebear Rp133,9 triliun. Dari catatan Bisnis, anggaran ini naik naik 13,28 persen dari Rp118,2 triliun pada outlook APBN 2021.
Dalam postingan Instagram di Desember lalu, Sri Mulyani menjelaskan bahwa anggaran ini akan digunakan untuk mendukung tugas TNI secara maksimal dalam menjaga kedaulatan keutuhan dan pertahanan NKRI.
"Saya harap Kemenhan dapat terus menjaga keutuhan, kedaulatan, stabilitas, pertahanan serta keamanan NKRI," ujar mantan pejabat Bank Dunia tersebut di akun instagram resminya @smindrawati, Rabu(1/12/2021).
Dalam lampiran Peraturan Presiden nomor 85 tahun 2021 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2022, terungkap bahwa pemerintah akan melakukan penguatan ketahanan dan pertahanan NKRI.
Dari penelusuran Bisnis, Kemenhan ditugaskan untuk melakukan pengadaan alutsista 23 jenis dengan anggaran Rp12,64 triliun, kemudian pemeliharaan dan perawatan alutsista Rp8,14 triliun dan pembangunan sarana-prasaran pertahanan Rp746,62 miliar serta peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan prajurit Rp4,86 triliun.
Selain itu, anggaran pembangunan pertahanan siber dengan anggaran Rp38,7 miliar dan pembangunan dan pengembangan industri pertahanan sebesar Rp3,14 triliun.
Kemenhan dalam tiga tahun terakhir mencatatkan anggaran belanja yang luar biasa. Pada 2020, Kemenhan mendapatkan alokasi belanja sebesar Rp131,3 triliun. Kemudian turun sedikit menjadi Rp118,2 triliun pada 2021.
Dengan anggaran sebesar itu, Global Firepower menempatkan Indonesia pada peringkat 15 dari 140 negara dengan angkatan militer yang aktif. Indonesia berhasil melesat, melewati Israel di peringkat 18 dan Korea Utara di posisi 30. Negara Asean lain, seperti Vietnam dan Thailand berada di posisi 28 dan 29.
Bisnis mencoba merangkum 'daftar belanjaan' alutsista Menteri Pertahanan Prabowo dari 2021 hingga saat ini:
1. Kapal Fregat dari Italia
telah menandatangai kontrak kerja sama pengadaan 8 unit kapal perang atau fregat dari galangan Italia Fincantieri . Dari penelusuran Bisnis, Fincantieri merupakan salah satu grup pembuat kapal terpenting di dunia.
Dikutip dari situs perusahaan, Kementerian Pertahanan Indonesia telah menandatangani kontrak untuk penyediaan 6 fregat kelas FREMM, modernisasi dan penjualan 2 fregat kelas Maestrale bekas angkatan laut Italia.
Fincantieri menegaskan kesepakatan tersebut sangat penting untuk memperkuat kerja sama antara dua Negara di kawasan strategis Pasifik. Fincantieri juga akan menjadi kontraktor utama untuk keseluruhan program pembangunan kapal ini. Di sisi lain, perusahaan juga akan meninjau kerja sama dengan galangan kapal Indonesia, PT PAL, terkait dengan program ini. Adapun, pengerjaan modernisasi dua kapal kelas Maestrale, yang akan diperoleh Fincantieri dari Angkatan Laut Italia setelah dinonaktifkan, juga akan dilakukan di Italia.
Kapal fregat kelas FREMM memiliki bobot 6.500 ton dan panjangnya mencapai 144 meter. Adapun, kapal jenis ini dapat melaju hingga kecepatan 27 knot.
2. Pesawat Angkut Militer Airbus A400M
Di sela-sela Dubai Air Show 2021 pada November lalu, Prabowo meneken pembelian dua unit pesawat angkut militer Airbus A400M.
Prabowo yakin A400M akan meningkatkan kemampuan taktis Angkatan Udara Indonesia.
"Kami juga melihat akuisisi A400M tambahan dalam waktu dekat, dengan pengembangan A400M di masa depan seperti pemadam kebakaran, kemampuan penting yang kami jajaki bersama dengan Airbus," ungkap Prabowo.
Menurut Airbus, A400M bisa melakukan pendaratan di landasan pendek dan tidak rata. Jet transportasi militer ini dapat memuat peralatan ekstra besar dan berat.
Pesawat ini dapat melakukan pengisian bahan bakar di udara. Menurut Airbus, percobaan telah dilakukan untuk pengisian ke Eurofighter, Rafale, Tornado or F/A-18.
Pesawat ini juga bisa mengisi pesawat sejenisnya, A400M dan pesawat besar seperti C295 atau C-130.
Tangki A400M dapat membawa hingga 50,8 ton bahan bakar di sayap dan kotak sayap tengahnya, serta masing-masing tambahan 5,7 ton bahan bakar dalam dua tangki penyimpanan kargo tambahan.
Pesawat angkut militer Airbus A400M/Airbus
3. Pesawat Tempur Dasault Rafale
Kemenhan diketahui telah membeli enam unit pesawat tempur Dasault Rafale produksi perusahaan Prancis, Dassault Aviation. Hal ini disampaikan dalam keterangan resmi, Kamis (10/2/2022).
Dassault Rafale merupakan pesawat yang telah dilirik oleh Prabowo, sejak tahun lalu. Prabowo dilaporkan beberapa kali terbang ke Prancis untuk berdiskusi langsung mengenai pesawat ini.
Tidak hanya enam unit, Indonesia berencana membeli 36 pesawat tempur Rafale ke depannya.
Di kutip dari La Tribune, kontrak pembelian enam unit Rafale kemungkinan dibiayai dari anggaran yang semua akan dipakai untuk membeli Sukhoi 35 sebesar US$600 juta.
Lebih lanjut, La Tribune menilai pengalihan ini disebabkan oleh adanya larangan dari AS. Undang-Undang Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) yang menghukum negara-negara yang membeli persenjataan dari Rusia.
Dassault Aviation menilai kontrak ini juga membuktikan ikatan kuat yang menyatukan Indonesia dengan Prancis dan memperkuat posisi negara kepulauan terbesar di dunia sebagai kekuatan penting di papan catur internasional.
"Saya yakin Rafale akan mampu memenuhi kebutuhan operasional dari TNI Angkatan Udara dengan secara aktif berkontribusi dalam pertahanan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” jelas CEO Dassault Aviation Eric Trappier.
Tidak hanya alutsista di atas, Kemenhan juga berencana membeli pesawat canggih pesawat multi-role combat aircraft F-15 EX, kapal perang Gowind 2500 dan kapal selam Scorpene.
Jet tempur F-15EX buatan Boeing.co/National Defense Magazine
Bahkan, Kementerian Luar Negeri AS telah menyetujui potensi penjualan sebanyak 36 jet tempur F-15EX baru yang dibangun oleh Boeing Co. ke Indonesia.
Dikutip dari Bloomberg, nilai penjualan ini akan mencapai US$9,5 miliar untuk pesawat dan sekitar US$4,4 miliar untuk peralatan terkait.
"Dari sudut pandang geopolitik, penjualan yang diusulkan meningkatkan keamanan mitra regional penting yang merupakan kekuatan untuk stabilitas politik, dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik,” menurut Kementerian Luar Negeri AS.
“Sangat penting bagi kepentingan nasional AS untuk membantu Indonesia dalam mengembangkan dan memelihara kemampuan bela diri yang kuat dan efektif.”
Adapun, Kongres AS memiliki waktu 30 hari untuk meninjau keputusan tersebut tetapi diperkirakan Kongres akan mendukung keputusan Kemenlu AS.
Setelah itu, terserah Indonesia dan Boeing untuk merundingkan kontrak. Kesepakatan itu, yang akan menjadi penjualan ekspor pertama F-15EX. Pesawat tempur ini adalah varian paling canggih dari keluarga pesawat F-15.
Jet tersebut dibekali dengan sistem peperangan elektronik (EW) baru, sistem kokpit canggih, sensor dan radar modern, serta sistem misi dan kemampuan perangkat lunak terbaru.
Tak kalah penting, Indonesia dan Korea Selatan tengah mengembangkan jet tempur KF-21 Boramae. Pesawat tempur KF-21 Boramae digadang-gadang akan memiliki fitur siluman seperti F-35 buatan Lockheed Martin.