Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NU Jauhi Politik, Muhaimin Iskandar Sulit Jadi Capres?

Keputusan NU yang mulai menjaga netralitasnya secara politik dinilai akan berdampak pada karir Muhaimin Iskandar.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto berolahraga pagi bersama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar. Keduanya berjalan kaki di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Sabtu pagi, 25 September 2021./Twitter @airlangga_hrt
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto berolahraga pagi bersama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar. Keduanya berjalan kaki di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Sabtu pagi, 25 September 2021./Twitter @airlangga_hrt

Bisnis.com, JAKARTA--Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dinilai sulit untuk jadi calon presiden maupun calon wakil presiden pada Pemilu 2024.

Pasalnya, sejak Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dipimpin oleh KH. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, elektabilitas Muhaimin Iskandar makin merosot di masyarakat, terutama dari kalangan warga nahdliyin.

"Komitmen Gus Yahya untuk menjadikan NU lebih terbuka, jelas sangat berpengaruh pada posisi Cak Imin," tutur Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Sholeh Basyari saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (10/2).

Padahal, menurut Sholeh, belakangan ini banyak tokoh nasional yang mulai merapat ke PBNU agar bisa mendapatkan suara dari warga nahdliyin di Pemilu 2024 nanti.

"Saat ini semua capres dan cawapres juga sudah melihat NU sebagai potensi untuk mengambil suara, sehingga mereka berlomba-lomba untuk masuk ke pesantren-pesantren, sowan ke kiai-kiai dan berbagai cara lain," katanya.

Sholeh menyarankan agar Muhaimin Iskandar bisa segera merapat ke Gus Yahya, meskipun peluang sudah semakin sempit karena banyak capres dan cawapres yang merapat ke Gus Yahya sejak lama.

"Untuk mengkonsolidasikan lagi dari kalangan NU, harusnya Cak Imin sowan ke Gus Yahya atau ajak ngopi bareng lah. Biar nahdliyin melihat antara NU dengan PKB masih ada irisan. Jadi jangan malah menjauh," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper