Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Thailand dan Kamboja sepakat untuk meredam ketegangan di perbatasan dengan penyesuaian pasukan militer di wilayah konflik usai terjadi pertikaian pada akhir Mei lalu.
Dilansir Bloomberg pada Minggu (8/6/2025), keputusan itu diumumkan Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra pada unggahan media sosial X.
Kedua negara akan berpartisipasi pada Mekanisme Perbatasan Bersama, dengan jadwal pertemuan pada 14 Juni 2025 di Ibu Kota Kambojak Phnom Penh.
Paetongtarn menyatakan Thailand dan Kamboja juga berencana untuk menyelenggarakan diskusi multi-level yang bertujuan untuk memulihkan keadaan dalam hubungan bilateral sesegera mungkin.
Langkah terbaru untuk meredakan ketegangan ini menyusul perintah dari Kepala Angkatan Darat Thailand Pana Claewplodtook pada hari Sabtu yang memberikan wewenang kepada satuan tugas Burapha dan Suranaree untuk memutuskan penutupan atau pembukaan pos pemeriksaan perbatasan Thailand-Kamboja dalam keadaan apa pun.
Sebagai tanggapan atas arahan tersebut, sebagian besar pos pemeriksaan perbatasan di provinsi timur dan timur laut mempersingkat jam operasional mereka menjadi hanya tiga jam sehari. Beberapa penyeberangan telah membatasi akses sepenuhnya, melarang wisatawan, penjudi, dan kendaraan untuk melewatinya.
Baca Juga
Adapun, ketegangan antara dua negara tersebut meningkat usai baku tembak pada 28 Mei 2025 di wilayah perbatasan Chong Bok yang menjadi sengketa. Peristiwa ini mengakibatkan seorang tentara Kamboja tewas.
Pihak Kamboja pun telah setuju untuk menarik pasukannya kembali ke posisi semula jauh dari lokasi pertempuran, dan menimbun kembali parit yang telah digali di sana, memulihkan wilayah tersebut ke keadaan alami aslinya, seperti yang diusulkan oleh pihak Thailand, kata juru bicara Angkatan Darat Kerajaan Thailand Winthai Suvaree.