Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Distribusikan 400 Juta Dosis Vaksin Covid-19 ke 112 Negara

Amerika Serikat menyebut sumbangan vaksin Covid-19 dari negaranya empat kali lebih besar daripada negara mana pun.
Vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech/BBC
Vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech/BBC

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat telah menyumbangkan lebih dari 400 juta dosis vaksin Covid-19 ke 112 negara. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari program Gedung Putih untuk berbagi 1,2 miliar dosis vaksin di bawah arahan Presiden Joe Biden.

Dalam konferensi pers, Koordinator Tanggap Covid-19 Gedung Putih, Jeff Zients mengatakan sumbangan itu empat kali lebih besar daripada negara mana pun.

Zients juga mengungkapkan bahwa negara tersebut mencapai kemajuan penting lainnya minggu ini, dengan 70 persen dari manula yang memenuhi syarat di AS sekarang telah menerima suntikan booster. Selain itu, setengah dari semua orang dewasa yang memenuhi syarat di negara itu telah menerima booster.

“Ini adalah kemajuan yang signifikan karena para dokter dan data telah memperjelasnya. Vaksinasi dan booster memberikan perlindungan terbaik,” kata Zients seperti dikutip TheGuardian.com, Kamis (27/1/2022).

Rata-rata harian kasus dan penerimaan rumah sakit telah turun selama seminggu terakhir, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Sementara itu, rata-rata tujuh hari kasus Covid-19 saat ini sekitar 692.400 kasus sehari atau turun 6 persen dari minggu sebelumnya. Rata-rata tujuh hari pasien masuk rumah sakit sekitar 19.800 sehari atau turun 8 persen.

Akan tetapi, angka rata-rata kematian harian selama tujuh hari adalah sekitar 2.200 per hari atau naik 21 persen.

“Data ini menunjukkan bahwa tingkat keparahan penyakit Covid-19 tampaknya lebih rendah dengan varian Omicron dibandingkan dengan varian sebelumnya,” kata Rochelle Walensky, Direktur CDC.

Meskipun demikian, dia mengatakan bahwa lebih ringan tidak berarti ringan dan mengimbau warga untuk tetap disiplin menjalani protokol kesehatan dan segera vaksinasi.

Sementara itu, Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, mengatakan bahwa para ilmuwan telah bekerja untuk mengembangkan vaksin pan-coronavirus. Tujuannya untuk mendorong perlindungan yang luas dan tahan lama terhadap virus Corona.

Namun, vaksin itu akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dikembangkan. "Saya tidak ingin ada yang berpikir bahwa vaksin pan-coronavirus benar-benar akan segera tiba dalam satu atau dua bulan," ujarnya.

Zients juga mengatakan kepada wartawan bahwa sekitar 85 persen dari pil antivirus Covid-19 yang telah dibeli AS telah didistribusikan langsung ke negara bagian.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper