Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) siap menerima masukan publik untuk mengembangkan Kurikulum Prototipe, kurikulum nasional yang menjadi kebijakan khusus pemerintah di tengah pandemi Covid-19.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, menjelaskan semenjak pandemi merebak, kementeriannya membuat kebijakan Kurikulum Darurat, tepatnya pada Agustus 2020.
Kurikulum tersebut berisi penyederhanaan dan pemangkasan materi pelajaran sehingga lebih adaptif pada masa krisis dan tidak membebani siswa termasuk guru. Sebagaimana diketahui, secara nasional sebelum adanya pandemi sekolah/madrasah di Indonesia sudah menggunakan Kurikulum 2013.
“Karena adanya gap terkait pandemi, kami merencanakan desain Kurikulum Prototipe yang diterapkan secara opsional bagi sekolah-sekolah di Indonesia. Sebagai tahap awal, Kurikulum Prototipe mulai dipraktekkan sejak Juli 2021 terhadap 2.500 sekolah, yang kemudian dikenal sebagai Program Sekolah Penggerak,” ujar Anindito atau biasa dipanggil Nino dalam diskusi virtual bersama guru dan pengamat pendidikan, Kamis (6/1/2022).
Menurut Nino, tujuan utama Kurikulum Prototipe ini adalah memperbaiki kualitas pembelajaran dan hasil belajar peserta didik, termasuk di dalamnya pemulihan pendidikan yang mengalami distraksi karena pandemi. Paradigma Merdeka Belajar, tambah Nino, menjadi spirit dalam pengembangan kurikulum nasional tersebut.
BSKAP Kemendikbudristek berkomitmen akan melanjutkan forum dialog dengan pemangku kepentingan di bidang kurikulum, agar informasi kurikulum yang diberikan betul-betul utuh dan responsif terhadap kondisi riil di lapangan sehingga perubahan kebijakan pendidikan lebih tersampaikan.
Baca Juga
“Terlepas nantinya pasti akan ada pro atau kontra, tentu sebagai konsekuensi logis negara demokrasi. Intinya setiap masukan, kritik, saran terhadap Kurikulum Prototipe sama-sama berharganya, demi perbaikan pendidikan nasional,” jelas Nino.
Sementara itu, Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim mengatakan dibukanya ruang komunikasi antara pejabat Kemendikbudristek dengan pegiat pendidikan terlebih organisasi guru, akan menciptakan transparansi, sinergitas, dan gotong-royong dalam memulihkan pendidikan pascapandemi, terkhusus bagaimana Kurikulum Prototipe akan dilaksanakan ke depan.
"Evaluasi, kritik, dan masukan bagaimana program Sekolah Penggerak enam bulan dijalankan, apa kendalanya. Termasuk antisipasi tantangan implementasi Kurikulum Prototipe nanti. Jadi ruang dialog terbuka begini hendaknya dirawat terus demi kemajuan pendidikan nasional,” kata Satriwan.