Bisnis.com, JAKARTA – Sinovac Biotech Ltd menyatakan penjualan vaksin Covid-19 melonjak lebih dari 160 kali pada paruh pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kendati demikian, produsen vaksin Covid-19 asal China ini harus bersiap-siap profitnya berpotensi melorot seiring dengan makin tingginya kompetisi dari produsen vaksin lainnya.
Perusahaan yang berbasis di Beijing ini mencatatkan penjualan menjadi US$11 miliar pada semester pertama tahun ini. Angka ini meroket dari capaian periode yang sama tahun lalu yang hanya senilai US$67,7 juta.
Profit Sinovac juga mencatatkan rekor senilai US$5,1 miliar pada periode yang sama. Pada semester pertama tahun lalu, perusahaan ini mengalami kerugian senilai US$12,6 juta.
Meski vaksin booster saat ini masih dibutuhkan akibat adanya varian baru Covid-19, Sinovac menyatakan kinerjanya sekarang tidak mencerminkan tren penjualan masa mendatang karena penjualan CoronaVac diperkirakan terus turun seiring dengan meredanya pandemi dan meningkatnya persaingan bisnis.
Berdasarkan data internal, lebih dari 2,5 miliar dosis CoronaVac telah didistribusikan secara global pada tahun ini. Hal ini membuatnya sebagai vaksin yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Rezeki nomplok dari penjualan vaksin CoronaVac tersebut karena sebagian besar negara berkembang dan China menggunakan produk tersebut, terlepas dari efikasinya yang tergolong rendah jika dibandingkan dengan vaksin lainnya.