Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kaleidoskop 2021: Sederet Kasus Kekerasan yang Libatkan Aparat Kepolisian

Berikut ini sederet kasus kekerasan yang melibatkan oknum aparat kepolisian dan menjadi perhatian publik.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, SOLO - Sepanjang tahun 2021 terjadi sejumlah kasus kekerasan yang menyita perhatian publik.

Ironisnya, kasus kekerasan tersebut sebagian justru melibatkan oknum aparat dari kepolisian.

Berikut ini sederet kasus kekerasan yang melibatkan oknum aparat kepolisian yang dihimpun Bisnis.

1. Kapolres Nunukan hajar anak buah

Pada Kamis (21/10/2021), masyarakat dihebohkan dengan kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar terhadap anak buahnya bernama Brigadir Polisi Sonny L.

Kasus penganiayaan itu terekam kamera dan videonya viral di media sosial.

Adapun pemicunya berawal saat Kapolres mengikuti rapat via zoom dengan Mabes Polri. Sang Kapolres merasa kesal dengan korban lantaran gambarnya saat rapat tersebut tidak muncul di layar.

Karena emosi, pelaku langsung mencari korban dan menemukannya di lokasi kejadian atau tepatnya di ruang Aula Polres Nunukan.

Korban yang terlihat hendak memindahkan meja, langsung dihampiri pelaku dan langsung dilakukan penganiayaan.

Menindaklanjuti hal tersebut, Polda Kalimantan Utara langsung mengambil sikap dan mengusut tuntas kasus itu.

Adapun pelaku langsung dinonaktifkan dari jabatannya.

2. Kapolsek diduga perkosa anak tersangka

Inspektur Satu IDGN, mantan Kapolsek Parigi Moutong diduga memperkosa remaja berinisial S dengan modus akan membebaskan ayah S yang tengah mendekam di penjara.

Kejadian itu berawal saat IDGN bertemu dengan korban S saat menjenguk ayahnya yang tengah ditahan di Polsek Parigi atas kasus pencurian.

Kerap bertemu, Iptu IDGN lantas gencar mendekati S. Ia membujuk S untuk tidur bersama dengan janji akan membebaskan ayah S dari tahanan.

S awalnya menolak. Namun, selama hampir 2 pekan, Iptu IDGN terus membujuk S dengan janji ayahnya selaku tersangka akan dibebaskan.

S, yang prihatin dengan kondisi ayahnya yang ditahan di polsek, akhirnya menyanggupi permintaan Iptu IDGN.

Bekas Kapolsek Parigi atau Iptu IDGN dan S bertemu di salah satu hotel. Namun, belum sampai menepati janjinya, Iptu IDGN di hari yang lain kembali mengajak S untuk tidur bersama.

"Dia ajak lagi kedua kalinya, dan ada chat-nya. Harapan saya memang dia bisa mengeluarkan papaku," kata S dikutip dari Tempo.

3. Polisi banting mahasiswa

Kasus penganiayaan yang dilakukan oknum polisi terhadap seorang mahasiswa saat melakukan aksi unjuk rasa di Banten juga menjadi perhatian publik.

Saat itu pelaku bernama Brigadir NP, membanting mahasiswa saat unjuk rasa di depan Kantor Bupati Tangerang pada pertengahan Oktober 2021.

Tindakan NP yang membanting mahasiswa viral di media sosial. Saat itu aksi demo yang digelar HIMATA Banten Raya dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-389 Kabupaten Tangerang itu awalnya berjalan damai.

Hingga akhirnya polisi meminta mahasiswa membubarkan diri karena kondisi pandemi Covid-19. Mahasiswa yang berkeras untuk bertahan kemudian mulai dibubarkan paksa oleh aparat. Hingga salah satu mahasiswa ditangkap dan dibanting oleh NP.

Setelah dibanting, mahasiswa berbadan kurus itu kejang-kejang. Polisi yang membanting korban kemudian pergi ke kerumunan. Korban kemudian sempat berusaha dibantu oleh polisi lainnya.

Setelah kejadian itu viral di media sosial, pelaku akhirnya diproses hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

4. Polisi tolak laporan dan bentak korban perampokan

Pada 7 Desember 2021 lalu, publik kembali dihebohkan dengan pelayanan yang dilakukan oleh aparat kepolisian saat menerima laporan dari korban perampokan. Kejadian itu terjadi di Polsek Pulogadung, Jakarta Timur.

Kasus tersebut menjadi perhatian publik setelah korban membagikan ceritanya di media sosial.

Dalam kejadian itu korban tak hanya ditolak laporannya tapi juga sempat dibentak oleh oknum polisi di Polsek tersebut.

"Saat saya ditanya-tanya oleh polisi, dia justru menyarankan saya pulang untuk menenangkan diri, dan percuma kalau mau dicari juga," tulis korban dalam unggahan yang viral tersebut.

"Setelah itu, polisi tersebut justru ngomelin saya 'lagian Ibu ngapain sih punya ATM banyak-banyak, kalau begini jadi repot. Apalagi banyak potongan biaya admin juga, dengan nada bicara tinggi," tulis dia.

Menanggapi hal itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Endra Zulpan mengaku minta maaf atas tindakan anggota Polsek Pulogadung yang menolak laporan warga soal perampokan di ATM.

"Anggota yang bersangkutan atas nama Aipda Rudi Panjaitan sudah dimutasi ke Polres Metro Jakarta Timur dalam rangka pembinaan dan diperiksa," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper