Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menargetkan 26,4 juta anak usia 6-11 tahun mendapatkan vaksinasi Covid-19. Sejak vaksinasi anak dilaksanakan di 115 kabupaten/kota yang ada di 19 provinsi, pemerintah telah memvaksin anak sebesar 1,2 juta per hari ini, Rabu (22/12/2021).
“Per hari ini, sejak kick off (14 Desember) jumlah anak-anak yang mendapatkan vaksinasi sudah 1,2 juta atau mendekatai 1,25 juta. Targetnya sendiri yaitu 8,9 juta anak mendapatkan vaksinasi sampai akhir tahun 2021,” ujar Jubir Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmidzi dalam diskusi virtual, Rabu (22/12/2021).
Nadia menambahkan, anak-anak usia 6-11 tahun masih mendapatkan vaksin lainnya selain vaksin Covid-19. Namun, kata dia, orang tua tidak perlu khawatir. Asalkan, jarak antara vaksin satu dengan vaksin lainnya, baik itu vaksin Covid-19 atau bukan jaraknya minimal 2 minggu.
“Jaraknya minimal dua minggu untuk antara vaksin satu dengan vaksin lainnya, baik vaksin Covid-19 atau bukan,” ujar Nadia.
“Jangan perlu takut untuk tidak mendapatkan vaksin lagi. Jika tidak dapat vaksin di sekolah silakan datang ke puskesmas terdekat,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Siti Nadia mengimbau agar orang tua menyiapkan nomor induk kependudukan (NIK) dalam pendaftaran vaksin untuk anak-anaknya. “NIK anak kita ada di kartu keluarga yang kita miliki. Jika tidak memiliki, segera datang ke kecamatan atau dinas Dukcapil untuk mendapatkan NIK,” jelas Nadia.
Sebelumnya, Siti Nadia menjelaskan pertimbangan pemberian vaksinasi pada anak-anak adalah punya risiko menularkan namun mereka tidak bergejala. Selain itu juga berpotensi menjadi parah saat terinfeksi.
Sementara itu berdasarkan data yang ada dan sesuai dengan kajian ITAGI serta ikatan dokter anak jumlah vaksin yang digunakan untuk anak usia kurang 12 tahun sama seperti remaja.
Siti Nadia mengaku belum ada kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang dilaporkan. Namun dari data yang dilaporkan dari uji klinis di negara lain, efek sampingnya bersifat ringan.
Temuan umumnya adalah nyeri di bekas suntikan 13 persen. Sementara untuk sistemik seperti demam sebanyak 5 persen.
"Angkanya sangat kecil, tidak ada kasus sedang berat yang membutuhkan perawatan rumah sakit. Laporan efek samping sangat aman efek samping sangat sedikit," jelasnya.