Bisnis.com, JAKARTA -- Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispen TNI AD) Brigadir Jenderal (Brigjen) Tatang angkat bicara terkait dengan kuliah tujuh menit (kultum) yang disampaikan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.
Untuk diketahui, KSAD Jenderal Dudung Abdurachman menyampaikan kultum kepada di Kodam XVII/Cenderawasih. Dalam kesempatan itu, Dudung sempat menyampaikan belajar agama terlalu dalam bisa menyimpang.
Alhasil, pernyataan ini langsung menjadi sorotan. Ini memang bukan kali pertama Dudung bicara soal agama dalam pengarahannya.
Tatang pun menyampaikan, hal yang dimaksudkan Dudung adalah dampak terlalu mendalam mempelajari agama akan berpotensi menyimpang, apabila dilakukan tanpa adanya arahan dari guru atau ustadz pembimbing yang ahli dalam ilmunya.
“Itulah maksud yang disampaikan Kasad pada video yang ditayangkan di akun Youtube Dispenad pada saat memberikan kultum usai sholat subuh bersama prajurit Kodam XVIII/Cenderawasih,” ujarnya, dikutip melalui akun instagram @tni_angkatan_darat, Senin (6/12/2021).
Lebih lanjut menurut Tatang yang juga turut hadir pada saat kegiatan tersebut. Dalam penyampaiannya, Kasad menjelaskan, bahwa saat ini banyak orang yang mendalami agama tanpa adanya guru yang ahli, sehingga mudah terpedaya dengan oknum yang menafsirkan agama tidak sesuai dengan ajaran agama.
Baca Juga
“Dengan belajar agama sendiri, apalagi secara mendalam tanpa guru, cenderung akan mudah terpengaruh. Pada akhirnya justru akan dapat menimbulkan penyimpangan-penyimpangan," katanya.
Dia mencontohkan, misalnya, apabila merujuk hadis tertentu kemudian langsung diterapkan. Kemudian, saat menemukan hadis lain dan juga langsung diikuti tanpa dipahami justru memiliki potensi menyimpang yang dimaksudkan Kasad.
“Oleh karenanya, jangan terlalu dalam mempelajari agama tanpa guru pembimbing yang ahli. Berbeda apabila ada yang mengarahkan dan membimbing dengan benar dan ahli,” ujarnya.
Tatang mengatakan, Dudung prihatin dengan kondisi saat ini. Banyak orang yang ingin mendalami agama tapi tidak memiliki guru. Ini justru berbahaya karena bisa menafsirkan sendiri dan jauh dari ajaran Rasulullah.