Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M Hendropriyono mengungkapkan bahwa Intelijen memiliki dua metode untuk pengumpulan informasi.
Hendropriyono mengatakan bahwa dua metode itu adalah metode intelijen terbuka dan tertutup. Dia menjelaskan bahwa metode intelijen terbuka itu biasanya dilakukan oleh para duta besar maupun diplomat yang ditempatkan di sebuah negara.
"Mereka itu juga intel banget, seperti kedutaan asing di Indonesia, dia mengamati itu. Memang secara eksplosure itu dia mengamati masalah perdagangan dan ekonomi, tetapi ujung-ujungnya kan tetap pengumpulan informasi," tuturnya dalam acara Podcast Youtube Deddy Corbuzier, Kamis (18/11/2021).
Dia menjelaskan bahwa duta besar dan diplomat itu akan melaporkan apapun kepada negara yang mengirimnya, tidak hanya masalah ekonomi saja.
Menurut Hendropriyono, seluruh negara saat ini membutuhkan intelijen. Pasalnya, seluruh negara kini tengah berkompetisi dalam segala hal.
"Tidak hanya ekonomi, kita punya nasional interest karena kadang-kadang teman dan musuh campur itu. Interest bangsa kita apa, kita kan berkompetisi dengan bangsa lain," katanya.
Sementara itu, metode tertutup, Hendropriyono menjelaskan bahwa hal tersebut pernah dipakai oleh seorang Kapten dari Negara Jepang pada tahun 1942. Dia mengatakan tidak ada satu orang pun yang mengira orang itu adalah Kapten dari Negara Jepang dan memiliki sejumlah pasukan untuk melawan militer Belanda di Indonesia.
"Metode hitam Intelijen itu benar-benar tertutup sama sekali, di bawah tanah seperti yang pernah digunakan oleh Jepang tahun 1942," ujarnya.