Bisnis.com, JAKARTA - Rusia melaporkan rekor jumlah kematian akibat Covid-19 selama empat dari enam hari terakhir masa gelombang keempat, sedangkan tingkat vaksinasi masih di bawah 30 persen dari populasi orang dewasa.
Sebanyak 883 kematian dilaporkan dengan 25.781 kasus virus Corona sehingga menjadikan jumlah kematian resmi menjadi 210.000 kasus.
Sementara itu, perhitungan berdasarkan data kematian yang tersedia untuk umum menunjukkan bahwa antara awal pandemi hingga Juli tahun ini angka kematian hampir menembus 600.000 orang.
Pandemi juga telah menyasar pemimpinan Rusia. Bulan lalu, Presiden Vladimir Putin terpaksa mengasingkan diri setelah “puluhan orang” di lingkaran dalam presiden dinyatakan positif.
“Perkembangan baru-baru ini sangat memprihatinkan,” kata Vasiliy Vlasov, seorang ahli epidemiologi di Sekolah Tinggi Ekonomi Moskow seperti dikutip TheGuardian.com, Selasa (5/10/2021).
Dia mengatakan salah satu penyebab lonjakan angka kematian adalah akibat tingkat vaksinasi yang sangat lamban.
Rusia, yang merupakan negara pertama yang membuat vaksin virus Corona, terus berjuang untuk memvaksinasi penduduknya.
Hingga kini baru 29 persen dari populasi orang dewasa yang menerima dua suntikan dari salah satu dari tiga vaksin Rusia yang digunakan, sedangkan vaksin yang dibuat di luar negeri tidak diedarkan.
Sejumlah paejabat mengatakan sebagian besar orang di rumah sakit tidak divaksinasi, dan Putin telah berulang kali mendesak Rusia untuk mendapatkan suntikan. Jajak pendapat independen menunjukkan bahwa banyak orang Rusia skeptis terhadap vaksin buatan Rusia.
Selain itu, tes antibodi virus Corona sangat populer di Rusia dan beberapa pengamat mengatakan hal itu berkontribusi pada rendahnya jumlah vaksinasi.
Pakar kesehatan mengatakan tes antibodi tidak dapat diandalkan baik untuk mendiagnosis Covid atau menilai kekebalan. Antibodi yang dicari oleh tes ini hanya dapat berfungsi sebagai bukti adanya infeksi di masa lalu.
Seorang ahli bedah di Rumah Sakit Klinik Moskow yang tidak mau memberikan nama lengkapnya, mengatakan bahwa pasien rawat inap meningkat dengan cepat.
“Beberapa minggu ini kami sangat sibuk. Rawat inap meningkat dengan cepat lagi,” ujarnya.