Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkes Sebut Indonesia Punya Varian Corona Sendiri, Seberapa Bahaya?

Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut Indonesia memiliki varian lokal virus Corona dengan nomor B 1466.2.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan paparan saat menghadiri rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/1/2021)./Antara
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan paparan saat menghadiri rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/1/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menyebutkan Indonesia memiliki varian lokal virus Corona atau Covid-19, tetapi tidak diidentifikasi sebagai varian berbahaya.

"Ada [varian] asli dari Indonesia dan nomornya kalau tidak salah B 1466.2. Namun, [varian] itu tidak diidentifikasi sebagai varian berpotensi berbahaya,” kata Menkes dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI, Senin (13/9/2021).

Lebih lanjut, dia menjelaskan varian lokal itu sudah sangat kalah dibandingkan varian Delta dan sejauh ini WHO memberikan kategori pada varian yang ditemukan dan yang paling berbahaya disebut dengan variant of concern (VOC).

Sekadar infomasi, untuk varian yang dinilai sebagai VOC saat ini berjumlah empat varian, yaitu Alpha, Beta, Gamma, dan Delta yang semuanya diidentifikasi berasal dari luar Indonesia.

Selain itu, dia menyebutkan pemerintah terus mengamati tiga perkembangan varian virus Covid-19 di luar negeri sebagai upaya antisipasi agar varian tersebut tidak masuk ke wilayah Indonesia.

Pertama, varian Lambda (C.37) sebagai varian of Interest (VOI) yang ditemukan pertama kali di Peru, Desember 2020 dan penyebarannya sejak ditemukan pertama kali sudah menjangkit ke 42 negara.

Kedua, varian Mu (B.1621) sebagai varian of Interest (VOI) yang pertama kali ditemukan pada Januari 2021 di Kolombia yang memiliki kemampuan transmisi lenij cepat dan sudah tersebar di 49 negara.

Ketiga, adalah varian C.1.2 yang belum memenuhi kriteria variant of Concern (VOC) maupun VOI yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan pada Mei 2021 yang diduga dapat meningkatkan kemampuan transmisi dan sudah tersebar di 9 Negara.

“Kenapa banyak ilmuwan khawatir dengan varian terbaru ini [C.1.2] karena mutasinya banyak sekali dan dapat menghindari sistem kerja imunitas yang sudah terbentuk dari varian sebelumnya,” ujarnya.

Dia menjelaskan, antisipasi harus dilakukan agar Indonesia tidak kembali mengalami dampak yang sama seperti varian Delta yang agresif menyerang dalam 3 bulan terakhir dengan penyebaran yang terus meningkat pada Juni 2021.

Alhasil, dia menegaskan untuk menjaga masuknya ketiga varian tersebut, maka penting untuk menjaga perbatasan dan pintu-pintu masuk internasional serta memperketat entry exit test dan mendisiplinkan karantina orang, apabila masuk ke Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper