Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gerbang Bandara Kabul Dipaksa Terbuka Sebelum Ledakan, Inggris Membantah

Pasukan Amerika disebut memutuskan untuk membiarkan gerbang Abbey Gate terbuka lebih lama daripada yang mereka inginkan supaya Inggris terus dapat mengevakuasi personel.
Orang-orang berlarian menuju Terminal Bandara Kabul, setelah gerilyawan Taliban menguasai istana presiden di Kabul, (16/8/2021), dalam gambar diam yang diambil dari video yang diperoleh dari media sosial. ANTARA/Jawad Sukhanyar/via REUTERS/pri.
Orang-orang berlarian menuju Terminal Bandara Kabul, setelah gerilyawan Taliban menguasai istana presiden di Kabul, (16/8/2021), dalam gambar diam yang diambil dari video yang diperoleh dari media sosial. ANTARA/Jawad Sukhanyar/via REUTERS/pri.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab menegaskan bahwa pihaknya berkoordinasi erat dengan Amerika Serikat dan tidak memaksa agar gerbang di bandara Kabul tetap dibuka sebelum seorang pengebom bunuh diri menewaskan 13 tentara AS dan sejumlah warga sipil Afghanistan pada 26 Agustus 2021.

Pada Senin (30/8/2021),media politik Politico menyebutkan bahwa pasukan Amerika memutuskan untuk membiarkan gerbang Abbey Gate terbuka lebih lama daripada yang mereka inginkan supaya Inggris terus dapat mengevakuasi personel.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab merilisi pernyataan itu pada Selasa (31/8/2021). 

"Kami mengeluarkan staf sipil kami dari pusat pemrosesan melalui Abbey Gate, tetapi tidak benar untuk berpikir bahwa, selain mengamankan staf sipil kami di dalam bandara, kami memaksa agar gerbang dibiarkan terbuka," kata Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab kepada Sky News, Selasa. 

Dia mengatakan Inggris telah mengambil tindakan mitigasi, termasuk memperingatkan orang-orang untuk tidak datang ke bandara.

"Kami juga memindahkan tim sipil kami yang ada di Hotel Baron ke bandara, karena (berjarak) sepelemparan batu dari tempat serangan teroris terjadi, itu jelas tidak aman, tetapi langkah itu tidak mengharuskan Abbey Gate dibiarkan terbuka," kata Raab kepada BBC News.

Raab membela tanggapannya terhadap Taliban yang mengambil alih Afghanistan, dan menolak laporan bahwa dia gagal melakukan cukup persiapan.

Raab, yang sedang berlibur saat Taliban merebut kendali di Afghanistan, tidak menelepon menteri luar negeri Afghanistan atau Pakistan dalam enam bulan sebelum krisis terjadi, menurut laporan Sunday Times.

"Politik adalah permainan kasar. Siapa pun yang meluangkan waktu selama krisis untuk memberikan laporan yang benar-benar tidak akurat dan tidak benar, saya khawatir tidak memiliki kredibilitas dan mungkin terlibat dalam penipuan," ujar dia.

Raab mengatakan Inggris telah mengamankan perjalanan bagi 17.000 orang, termasuk sekitar 5.000 warga negara Inggris sejak April, dan sisanya yang masih berada di Afghanistan berjumlah 'beberapa ratus' orang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper