Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Tim Riset Covid-19 dan Formulasi Vaksin pada Yayasan Profesor Nidom, Profesor Chairul Anwar Nidom menyebut, bahwa pihaknya akan menggunakan antigen pentavalen dalam uji klinis fase 3 Vaksin Nusantara besutan eks Menkes Terawan Agus Putranto.
Dia menyebut, bahwa timnya saat ini dalam proses mempersiapkan antigen yang mengandung lima varian Virus Corona yakni varian Lambda, Delta, Delta Plus, Alpha, dan Betha.
Saat berbincang dengan Bisnis, Selasa (24/8/2021), Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Unair itu mengatakan, bila uji klinis itu bisa terlaksana dan sukses, maka Vaksin Nusantara bisa mencegah infeksi SARS-CoV-2 dari lima varian itu. Artinya, Vaksin berbasis sel dendritik itu merupakan vaksin pentavalen (5 varian dalam 1 vaksin).
Adapun, dasar pertimbangan menggunakan 5 varian Virus Corona adalah, karena virus sangat cepat bermutasi. Maka dengan sekali penyuntikan, akan diharapkan bisa mencegah penularan Covid-19 dari beberapa varian virus.
Nidom menjelaskan, bahwa proses pembuatan Vaksin Nusantara membutuhkan waktu 30 hari hingga 40 hari. Sementara, vaksin konvensional membutuhkan waktu 1 tahun hingga 1,5 tahun.
Itu pun, ujarnya, karena dalam situasi darurat Covid-19, maka proses pembuatan vaksin dipersingkat. Jika tidak dalam situasi darurat, proses pembuatan vaksin bisa memakan waktu 3 tahun.
Baca Juga
Vaksinasi Nusantara bisa dperuntukkan bagi orang memiliki komorbid/tanpa komorbid, lansia/muda, serta cukup sekali suntikan untuk seumur hidup.
“Proses vaksinasi tujuh hari sejak diambil darah dari orang yang akan divaksin. Lima hari di antaraya untuk menumbuhkan dan memilih sel dendritik, dan selama dua hari untuk pemberian antigen dan dicuci. Tidak ada zat kimia yang dicampurkan, sehingga tidak menimbulkan masalah bagi orang yang divaksinasi karena berasal dari darah sendiri,” tukas Nidom.
Selanjutnya, dari hasil uji klinis fase 1 dan 2, diketahui bahwa 17 hari setelah penyuntikan muncul antibodi untuk melawan Virus Corona. Hanya saja, saat ini izin uji klinis fase 3 Vaksin Nusantara masih dalam proses. Dan Turki pun mengajukan diri untuk menjadi lokasi uji klinis tersebut.