Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Menko Polhukam Mahfud MD untuk menegur Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar menangani dan menuntaskan kasus sumbangan fiktif Rp 2 triliun oleh anak alamrhum Akidi Tio, Herianty secara profesional.
IPW menyatakan masyarakat menunggu langkah internal Polri usai pemeriksaan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Eko Indra Heri. Selain itu, masyarakat melihat pemeriksaan Herianty seakan jalan di tempat.
"Oleh karena itu, Menkopolhukam harus mengingatkan Kapolri untuk menjaga profesionalisme Polri. Terutama dalam menegakkan aturan hukum dan menjaga marwah undang-undang kepolisian," ujar Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso melalui keterangan tertulis pada Kamis (19/8/2021).
Sugeng menilai Mahfud MD yang juga Ketua Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), harus memberikan masukan kepada kapolri untuk menjatuhkan sanksi disiplin dan administrasi bagi pejabatnya yang terlibat dalam kebohongan publik dan membuat kegaduhan di masyarakat.
"Serta, menuntaskan kasus dana hibah bodong itu ke ranah pidana," kata Sugeng.
Sebelumnya, Kapolda Sumatra Selatan Irjen Pol Eko Indra Heri menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada seluruh masyarakat ihwal dana hibah Rp2 triliun dari Akidi Tio (alm), yang ternyata belum jelas keberadaannya.
"Saya minta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya Kapolri, Pimpinan di Mabes Polri, anggota Polri, masyarakat Sumsel, tokoh agama dan tokoh adat termasuk Forkompinda Sumsel, Gubernur, Pangdam dan Danrem," kata Irjen Heri dilansir dari Antara, Kamis (5/8/2021).
Heri mengakui, kesalahan ada pada dirinya secara pribadi karena tidak berhati-hati dalam memastikan donasi yang diproyeksikan untuk penanggulangan Covid-19 Sumatra Selatan sampai akhirnya menimbulkan kegaduhan.
"Kegaduhan yang terjadi dapat dikatakan sebagai kelemahan saya sebagai individu. Saya sebagai manusia biasa memohon maaf, Ini terjadi akibat ke tidak hati-hatian saya," kata dia.
Kegaduhan dana hibah tersebut bermula saat itu dirinya dihubungi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Lesty Nurainy dan dokter keluarga almarhum Akidi Tio, Hardi Darmawan di rumah dinasnya, Jumat (23/7), untuk membicarakan pemberian donasi.
"Saat itu saya sebagai kapolda hanya dipercayakan untuk menyalurkan bantuan ini uangnya diminta untuk dikawal transparansinya saja," ungkapnya.
Namun karena menaruh kepercayaan terhadap inisiasi kemanusiaan tersebut lantas tidak terlalu mendalami kepastiannya, sebab sudah diyakinkan uang tersebut tinggal diproses pencairannya saja. Hingga akhirnya sampai saat ini uang tersebut masih belum jelas keberadaannya dan berujung kepelikan bagi kedua belah pihak.
Dia menjelaskan, sama sekali tidak mengenal anak perempuan almarhum Akidi Tio yang bernama Herianty melainkan hanya mengenal ayahnya dan anak sulungnya yang bernama Johan saja.
"Saya hanya kenal dengan Akidi Tio saat di Palembang dan Johan saat saya bertugas di Aceh Timur, sedangkan Herianty saya sama sekali tidak kenal dia," ungkapnya.