Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengenal Kisah 9 Istri Bapak Proklamator Indonesia, Soekarno

Presiden pertama RI, Soekarno memiliki 9 orang istri semasa hidupnya. Mari lihat profil mereka.
Presiden Soekarno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia./wikipedia
Presiden Soekarno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia./wikipedia

Bisnis.com, JAKARTA – Soekarno atau Bung Karno dikenal sebagai sosok laki-laki yang terkenal akan karismanya dan penuh wibawa. Bukan hanya itu, bapak proklamator Indonesia ini juga berhasil memikat perhatian banyak wanita.

Namun, sebagian masyarakat Indonesia hanya tahu bahwa Ibu Fatmawati merupakan istri satu-satunya Bung Karno. Ibu Fatmawati sendiri merupakan istri ketiga Bung Karno. Rupanya, Bung Karno memiliki 9 istri. Lantas, siapa saja istri Bung Karno?

Melansir dari beberapa sumber, berikut ini kisah 9 istri Soekarno:

  1. Siti Oetari Tjokroaminoto

Istri pertama Bung Karno adalah Siti Oetari Tjokroaminoto yang juga merupakan putri sulung pemimpin Sarekat Islam, Haji Oemar Said Tjokroaminoto.

Bung Karno menikahi Oetari saat usianya 16 tahun pada tahun 1921 di Surabaya, Jawa Timur. Pernikahan tersebut bukan karena cinta, melainkan Bung Karno merasa simpati melihat ibu Oetari, Suharsikin yang sakit parah.

Setelah itu, Soekarno mulai merasa tidak cocok dengan Oetari yang masih kekanak-kanakan. Beberapa saat setelah menikah, Soekarno meninggalkan Surabaya dan pindah ke Bandung untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di THS yang sekarang ITB. Kemudian, Soekarno menceraikan Oetari secara baik-baik.

  1. Inggit Garnasih

Selanjutnya adalah Inggit Garnasih yang merupakan istri kedua Soekarno. Pasangan ini menikah pada 24 Maret 1923 di Jalan Javaveem, Bandung.

Sebelum bersanding dengan Soekarno, Inggit menikah dua kali dengan Nata Atmaja dan Sanusi. Soekarno bertemu Inggit pada saat sedang menuntut ilmu di Bandung. Selama di sana, Soekarno tinggal di rumah saudagar dan anggota pergerakan Syarikat Islam Indonesia, bernama Sanusi yang merupakan suami Inggit.

Benih-benih cinta mulai tumbuh, Soekarno akhirnya menceraikan Oetari, begitu pula Sanusi yang menceraikan Inggit. Soekarno kemudian menikahi Inggit pada tahun 1923.

Inggit selalu setia menemani Soekarno di masa-masa sulitnya. Selain itu, Inggit juga yang membiayai perjuangan Soekarno mulai dari biaya kuliah hingga aktivitas politik.

Namun, pernikahan keduanya kandas pada tahun 1942. Meskipun demikian, Inggit tetap menyimpan perasaan terhadap Soekarno, termasuk melayat saat Soekarno meninggal dunia.

  1. Fatmawati

Istri Soekarno yang ketiga adalah Fatmawati dengan nama asli Fatimah. Fatmawati menjadi Ibu Negara Indonesia pertama dari tahun 1945-1967. Keduanya bertemu ketika masa pembuangan Soekarno di Bengkulu dan menikah pada 1 Juni 1943.

Ibu Fatmawati terkenal karena jasanya yang menjahit bendera pusaka Merah Putih. Pada saat itu, Ibu Fatmawati dalam kondisi fisik yang cukup rentan sebab sedang hamil tua dan sudah waktunya untuk melahirkan putra sulungnya, Guntur Soekarnoputra.

Pernikahannya dikaruniai lima orang putra dan putri. Mereka adalah Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.

  1. Hartini

Pada 15 Januari 1953, tepatnya dua hari setelah Ibu Fatmawati melahirkan Guruh Soekarnoputra. Soekarno meminta izin untuk menikahi Hartini. Fatmawati mengizinkan, tetapi menuai protes dari berbagai organisasi wanita yang dimotori Perwari.

Perkenalannya dimulai pada tahun 1952 di Salatiga, Hartini berkenalan dengan Soekarno dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Kemudian pada tahun 1953, keduanya bertemu saat peresmian teater terbuka Ramayana di Candi Prambanan. Melalui seorang teman, Soekarno mengirimkan sepucuk surat kepada Hartini dengan nama samaran Srihana.

Keduanya menikah di Istana Cipanas pada 7 Juli 1953, dan Hartini menjadi istri kedua dari Soekarno.

  1. Ratna Sari Dewi

Selanjutnya adalah Ratna Sari Dewi yang lahir dengan nama Naoko Nemoto di Tokyo, Jepang. Dewi bertemu Soekarno saat kunjungannya ke Jepang tahun 1959. Dewi berkenalan dengan Soekarno lewat seseorang ketika Bung Karno berada di Hotel Imperial, Tokyo.

Keduanya menikah pada tahun 1962 ketika Dewi berusia 22 tahun dan mempunyai anak yang bernama Kartika Saru Dewi Seokarno. Sebelum menjadi istri Sukarno, Dewi adalah seorang pelajar dan entertainer.

Namun, menjelang redupnya kekuasaan Soekarno, Dewi meninggalkan Indonesia. Setelah lebih 10 tahun di Paris, sejak 1983 Dewi kembali ke Jakarta. Pada 2008, Dewi kembali ke Jepang dan menetap di Shibuya, Tokyo.

  1. Haryati

Istri keenam yang menjadi istri Soekarno adalah Haryati yang merupakan mantan penari istana dan Staf Sekretaris Negara Bidang Kesenian. Mereka menikah pada 21 Mei 1963 dengan acara sederhana karena Soekarno berpendapat pernikahan mereka sebaiknya tidak diumumkan kepada masyarakat luas.

Namun, Haryati paling tidak akur dengan istri atau keluarga istri Soekarno yang lain. Hingga akhirnya mereka memutuskan bercerai pada 1966.

  1. Yurike Sanger

Soekarno pertama kali bertemu dengan Yurike Sanger pada tahun 1963. Saat itu, Yurike masih berstatus pelajar dan menjadi anggota Bhinneka Tunggal Ika pada acara Kenegaraan.

Pada 6 Agustus 1964, keduanya menikah atas dasar cinta. Selang tiga tahun kemudian, Namun, kondisi Soekarno pada 1967 yang secara de facto dimakzulkan sebagai presiden berdampak pada kehidupan pribadinya. Soerkarno yang menjadi tahanan rumah di Wisma menyarankan Yurike untuk meminta cerai.

  1. Kartini Manoppo

Istri kedelapan Soekarno adalah Kartini Manoppo. Wannita asal Bolaang Mongondow, Sulawesi ini terlahir dari keluarga terhormat. Kartini pernah bekerja sebagai pramugari Garuda Indonesia.

Keduanya bertemu saat melihat lukisan karya Basuki Abdullah. Pada tahun 1959, keduanya menikah dan dikarunia anak bernama Totok Suryawan Soekarnoputra pada 1967.

  1. Heldy Djafar

Istri kesembilan atau wanita terakhir yang dinikahi Soekarno adalah Heldy Djafar. Saat dinikahi Soekarno, usia Heldy masih belia, yakni 18 tahun sementara Soekarno sudah berusia 65 tahun.

Keduanya menikah pada tahun 1966 dan hanya bertahan dua tahun. Saat itu, situasi politik semakin tidak menentu. Komunikasi tak berjalan lancar setelah Soekarno menjadi tahanan di Wisma Yaso, Jalan Gatot Subroto.

Heldy sempat mengucap ingin berpisah, tetapi Soekarno masih mempertahankan pernikahan itu. Soekarno hanya ingin dipisahkan oleh maut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper