Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memastikan bahwa indikator kematian tidak dikeluarkan secara permanen dari evaluasi level PPKM di Jawa dan Bali.
“Saya perlu tegaskan, kita tidak mengeluarkan indikator kematian secara permanen dalam evaluasi level PPKM di Jawa dan Bali. Sama sekali tidak,” katanya dalam konferensi pers, Senin (16/8/2021).
Menurutnya, pemerintah tengah melakukan harmonisasi data kematian sehingga diharapkan pekan depan bisa kembali digunakan.
Terkait ketidakakuratan data kematian, Luhut mencontohkan per 10 Agustus 2021 ada kota yang angka kematiannya melonjak berkali-kali lipat dimana merupakan rapel dari bulan-bulan sebelumnya.
“Kasus seperti ini banyak kita temukan di kabupaten lain, namun dalam 1-2 minggu kedepan perbaikan data dan pelaporan ini selesai sehingga indikator kematian bisa masuk kembali dalam asesmen level PPKM,” katanya.
Luhut juga menyampaikan bahwa PPKM Level 2,3, dan 4 di Jawa Bali pada periode 7-16 Agustus 2021 menunjukkan hasil yang baik. Ada peningkatan kasus positif Covid-19 per 15 Agustus 2021 turun 76 persen jika dibandingkan dengan titik puncaknya. Sementara itu kasus aktif juga dilaporkan turun 53 persen.
“Jumlah angka kesembuhan juga meningkat dan jumlah kematian terus mengalami penurunan,” katanya dalam konferensi pers.
Namun berdasarkan hasil kunjungan lapangan, masih diperlukan perbaikan di beberapa wilayah seperti Bali dan Malang Raya sehingga langkah preventif dilakukan. Diharapkan pekan depan terjadi perbaikan atas semua indikator tingkat risiko penularan di wilayah tersebut.
“Langkah intervensi telah diambil seperti mobilisasi pasien isoman ke pusat isolasi yang disediakan pemda dan memastikan ketersediaan obat serta konsentrator oksigen,” katanya.