Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Keluarkan Indikator Kematian Covid-19, Pandu Riono: Harus Dibantah!

Pandu Riono menyebut pemerintah seharusnya memperbaiki kualitas data, bukan mengeluarkan angka kematian dari indikator penilaian level PPKM.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan/Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Langkah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengeluarkan angka kematian dari indikator penilaian level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) menuai kritik dari sejumlah pihak.

Salah satu yang mengkritik langkah tersebut ialah Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono. Dia mengatakan pemerintah seharusnya memperbaiki kualitas data, bukan mengeluarkan angka kematian dari indikator penilaian.

"Bukan dikeluarkan indikatornya, tapi datanya diperbaiki. Saya tidak setuju sama Luhut," kata Pandu seperti dilansir Tempo, Selasa (10/8/2021).

Luhut sebelumnya mengatakan indikator kematian dikeluarkan dalam penilaian PPKM level 4. Dia beralasan indikator kematian itu menimbulkan distorsi dalam penilaian, sebab adanya input data yang tidak update. Dari penilaian ini, pemerintah menetapkan ada 26 kabupaten/kota yang turun status dari PPKM level 4 menjadi level 3.

Pandu mengatakan, dengan logika seperti itu, pemerintah terkesan ingin mengeluarkan data yang kualitasnya tak bagus dari indikator penilaian. Padahal menurut dia, semua data menyangkut Covid-19 patut dipertanyakan kualitasnya.

Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia ini mengatakan distorsi tidak hanya terjadi pada data kematian Covid-19, tetapi juga pada data lainnya. Dia menegaskan, semua data akan terdistorsi jika input datanya tak berkualitas.

"Jadi perbaiki input datanya. Emang data testing-nya enggak distorsi, data kasusnya enggak distorsi? Semua distorsi. Karena apa, kualitas datanya tidak bisa dipercaya," ujarnya.

Pandu menduga orang di sekitar Luhut tak ada yang berani mengkritik ihwal dikeluarkannya indikator kematian ini. Dia mengatakan, Luhut mestinya dikritik karena mengubah indikator yang sudah menjadi standar.

Menurut Pandu, purnawirawan jenderal empat itu sebenarnya sosok yang bisa dikritik kendati akan meresponsnya dengan marah. Namun, Pandu menilai Luhut bisa menerima kritik dan mengadopsinya untuk perbaikan kebijakan.

"Luhut itu harus dibantah. Dia itu orang Batak yang mau dibantah, dan jangan takut. Dia marah biarin aja dia marah, tugas dia memang marah," ujar Pandu.

Menurut Pandu, semua indikator yang telah disusun oleh para epidemiolog mestinya tetap digunakan untuk mengevaluasi kebijakan penanganan pandemi. Dia mengatakan, dikeluarkannya data kematian seakan memberikan kesan bahwa angka kematian Indonesia tak tinggi.

Dia juga meminta pemerintah tak melakukan pencitraan agar dianggap tak terlalu gagal menangani pandemi Covid-19. Angka kematian yang tinggi, ujarnya, jelas menunjukkan ketidakberhasilan pengendalian wabah.

"Kalau memang masalahnya data, perbaiki data. Kalau mengeluarkan indikator, dia seakan-akan lebih hebat dari epidemiolog yang membuat indikator," ujar Pandu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.Co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper