Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Faisal Basri Sebut 1.000 TKA China Masuk Indonesia Setiap Bulan, Pakai Visa Kunjungan?

Dalam masa penerapan PPKM Level 4, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly melarang tenaga kerja asing atau TKA masuk ke Indonesia.
Fasial Basri, Ekonom Senior Indef
Fasial Basri, Ekonom Senior Indef

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom senior dari Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menyebut, bahwa lebih dari 1.000 tenaga kerja asing (TKA) China yang masuk ke Indonesia setiap bulannya untuk proyek nikel di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.

“Sebulan saja lebih dari 1.000 [TKA China]. Betul barangkali Pak Luhut yaitu 3.500 [orang], tapi hanya mereka yang memiliki izin bekerja. Sebagian besar lainnya tidak memakai izin bekerja, tapi pakai visa kunjungan,” ungkapnya dikutip dari YouTube Refly Harun, Selasa (27/7/2021).

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan, bahwa dari total 50.000 pekerja di industri Nikel di Morowali, 3.500 di antaranya berkewarganegaraan China, sedangkan sisanya adalah pekerja lokal.

Namun, dia memastikan bahwa TKA China di Indonesia lambat laun akan berkurang setelah alih pengetahuan atau transfer knowledge dilakukan.

Adapun, dalam masa penerapan PPKM Level 4, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly melarang tenaga kerja asing atau TKA masuk ke Indonesia.

Ketentuan itu diatur dalam Permenkumham No.27/2021 tentang Pembatasan Orang Asing Masuk ke Wilayah Indonesia Dalam Masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat. 

Lewat beleid itu, pekerja asing yang sebelumnya datang ke Indonesia sebagai bagian dari proyek strategis nasional tak lagi bisa masuk ke Tanah Air.

"Orang asing yang boleh memasuki wilayah Indonesia hanya pemegang Visa Diplomatik dan Visa Dinas, pemegang Izin Tinggal Diplomatik dan Izin Tinggal Dinas, pemegang Izin Tinggal Terbatas dan Izin Tinggal Tetap, orang asing dengan tujuan kesehatan dan kemanusiaan, serta awak alat angkut yang datang dengan alat angkutnya," ujarnya dalam keterangan pers pada pekan lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper