Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jauh dari Standar WHO, Panglima TNI: Tracing Covid-19 RI Baru 1 Banding 1

Penelusuran kontak erat itu masih jauh terpaut dari rasio 1:30 yang telah ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO.
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (kanan) bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Kantor Subden, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Ahad (31/1/2021). (ANTARA/ HO-Polri)
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (kanan) bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di Kantor Subden, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Ahad (31/1/2021). (ANTARA/ HO-Polri)

Bisnis.com, JAKARTA - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto membeberkan kapasitas penelusuran kontak erat pasien positif Covid-19 di Tanah Air baru mencapai rasio 1 berbanding 1.

Artinya dari satu pasien positif Covid-19 baru dapat dilacak satu pasien lainnya dari hasil penelusuran kontak erat.

Hadi mengakui, bahwa kapasitas penelusuran kontak erat itu masih jauh terpaut dari rasio 1:30 atau dari satu pasien positif Covid-19 dapat ditelusuri 30 orang kontak erat yang telah ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

“Sesuai dengan standar WHO dalam pelaksanaannya tracing kontak erat itu adalah rasionya 1 banding 30. Namun, di Indonesia ini baru bisa dilaksanakan 1 banding 1,” kata Hadi saat memberi keterangan pers daring di BNPB, Jakarta, Senin (26/7/2021).

Dengan demikian, situasi riil penelusuran kontak erat Covid-19 baru bisa mengidentifikasi satu orang dari satu pasien positif Covid-19 hingga saat ini.

“Untuk memenuhi standar yang dikeluarkan oleh WHO tersebut, maka tracer-tracer dari TNI, Polri, Dinkes termasuk BNPB saat ini ada 63 ribu tracer dari TNI yang sudah tersebar di wilayah posko-posko PPKM Mikro,” kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pemerintah akan memacu pemeriksaan (testing) dan pelacakan (tracing) dengan dukungan TNI dan Polri seiring dengan keputusan untuk memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 dalam beberapa hari ke depan.

Dengan mempertimbangkan aspek kesehatan, aspek ekonomi dan dinamika sosial, Presiden Jokowi memutuskan untuk melanjutkan penerapan PPKM level 4 dari tanggal 26 Juli sampai dengan 2 Agustus 2021.

Dalam konferensi pers terpisah, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa testing dan tracing masif itu akan dimulai di tujuh wilayah aglomerasi di Jawa dan Bali.

"Sesuai instruksi dari Bapak Presiden, kegiatan testing dan tracing akan ditingkatkan secara masif. Kegiatan tracing ini akan dikoordinir oleh TNI bekerjasama dengan Polri, dan puskesmas-puskesmas di masing-masing wilayah. Untuk testing tetap dilakukan oleh tenaga kesehatan," kata Luhut yang juga menjabat Koordinator PPKM Jawa-Bali, Minggu (25/7/2021).

Sementara itu, Presiden mengingatkan agar masyarakat selalu waspada. Pasalnya, ada kemungkinan dunia akan menghadapi varian lain yang lebih menular.

Oleh karena itu, dia memerintahkan agar testing dan tracing bisa ditingkatkan, di samping respons treatment yang cepat untuk menekan laju penularan dan meningkatkan angka kesembuhan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper