Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Awak Kapal Perang Positif, Militer Korsel Jadi Klaster Covid-19

Korea Selatan mencatat 1.100 kasus per hari selama hampir dua minggu akibat wabah yang kini terutama dipicu oleh lonjakan kasus varian Delta.
Petugas medis bekerja mengambil sampel untuk tes Covid-19 di area khusus yang terletak di stasiun kereta di Seoul, Korea Selatan, Selasa (15/12/2020)./Antara/Reuters-Kim Hong-Ji
Petugas medis bekerja mengambil sampel untuk tes Covid-19 di area khusus yang terletak di stasiun kereta di Seoul, Korea Selatan, Selasa (15/12/2020)./Antara/Reuters-Kim Hong-Ji

Bisnis.com, JAKARTA - Militer Korea Selatan masuk dalam klaster infeksi Covid-19 terbesar setelah lebih dari 80 persen personel kapal perusak anti pembajakan milik angkatan laut yang berpatroli di Teluk Aden dinyatakan positif.

Kapal perusak Munmu the Great meninggalkan Korea Selatan untuk memulai misinya pada bulan Februari. Sekitar 80 persen awaknya kemudian positif virus Corona.

Lonjakan itu terjadi saat negara itu memerangi wabah kasus Covid-19 terburuk dengan 1.252 infeksi baru yang dilaporkan kemarin.

Kepala Staf Gabungan negara itu mengatakan pada hari ini bahwa hanya 50 dari 301 personel kapal yang dites negatif dalam wabah yang pertama kali dilaporkan pada 15 Juli. Pihak berwenang telah memulai operasi untuk mengangkut mereka pulang, sementara tim pengganti akan mengarahkan kapal untuk pulang kembali.

Korea Selatan mencatat 1.100 kasus per hari selama hampir dua minggu akibat wabah yang kini terutama dipicu oleh lonjakan kasus varian Delta yang sangat menular.

Sejauh ini, Korea Selatan telah mencatat 179.203 kasus dan 2.058 kematian. Sekitar 31,4 persen dari 52 juta penduduknya telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, sementara 12,7 persen telah divaksinasi lengkap sebagaimana dikutip CNN.com, Senin (19/7/2021).

Karena sebagian besar yang divaksinasi adalah orang tua dan kelompok rentan maka lonjakan terakhir dalam jumlah kasus belum disertai dengan peningkatan yang signifikan dalam rawat inap atau kematian. Tingkat kematian tercatat 1,15 persen dan jumlah kasus parah sebanyak 185 kemarin.

Mengutip sumber-sumber militer, kantor berita Yonhap melaporkan tidak ada personel yang terkena dampak di kapal perusak yang diklasifikasikan sebagai kasus parah, meskipun satu orang telah dalam kondisi yang memerlukan pengamatan ketat.

Kementerian Pertahanan menyatakan tidak ada seorang pun di kapal perusak yang telah divaksinasi karena unit tersebut telah meninggalkan negara itu pada Februari, sebelum vaksinasi dimulai untuk personel militer.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper