Bisnis.com, JAKARTA - Kepuasan masyarakat Indonesia terhadap kinerja Presiden Joko Widodo dalam menangani kasus Covid-19 di dalam negeri mengalami penurunan dalam satu semester terakhir.
Dalam rilis survei yang dipaparkan Lembaga Survei Indonesia, mayoritas masyarakat Indonesia mengaku cukup puas terhadap kinerja Jokowi dalam menangani Covid-19. Tingkat kepuasan masyarakat Indonesia terhadap kinerja Jokowi mencapai 59,6 persen.
Sementara itu, masih terdapat 31 persen masyarakat yang menilai kurang puas terhadap kinerja mantan Gubernur DKI Jakarta itu dan bahkan 6,1 persen masyarakat mengaku tidak puas sama sekali, sedangkan sisanya lebih memilih menjawab tidah tahu.
Kendati mayoritas masyarakat Indonesia puas terhadap kinerja dari Jokowi, namun tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi cenderung menurun selama enam bulan terakhir.
LSI mencatat, pada Agustus 2020 sebanyak 65,5 persen masyarakat mengaku puas terhadap kinerja Jokowi, pada September 2020, jumlah masyarakat yang puas menurun menjadi 64 persen, dan menyentuh tingkat kepuasan terendah menjadi 57,9 persen pada Oktober 2020.
Setelah itu, pada November 2020 jumlah masyarakat yang puas dengan kinerja Jokowi memerangi kasus Covid-19 di dalam negeri kembali meningkat menjadi sebanyak 66,4 persen masyarakat dan terus meningkat pada Desember 2020 menjadi sebanyak 68,9 persen. Namun pada Juni 2021, tingkat masyarakat yang puas merosot menjadi 59,6 persen.
Baca Juga
Di sisi lain, jumlah masyarakat yang tidak puas dengan kinerja Jokowi justru meningkat. Pada Agustus 2020 misalnya, jumlahnya masyarakat yang tidak puas dengan kinerja Jokowi berjumlah 32,9 persen.
Sementara itu, pada September 2020 jumlahnya meningkat menjadi 34,6 masyarakat tidak puas dan 32,4 persen pada November 2020 diikuti menurun menjadi 28,9 persen pada Desember 2020.
Namun, dalam enam bulan terakhir, jumlah masyarakat yang tidak puas terhadap kinerja mantab Walikota Solo itu meningkat dari 28,9 persen pada Desember 2020 menjadi 37,2 persen warga pada Juni 2021.
Sebagian besar responden pada banyak kategori cenderung puas dengan kinerja presiden. LSI mencatat, kepuasan tampak cukup rendah pada responden laki-laki, pemilih pemula, etnis Bugis, Sunda, Minang, kemudian Madura, pendidikan SLTP dan kuliah, pekerja kerah putih, pendapatan menengah, serta responden di perkotaan, dan di DKI Jakarta, Jabar, Jateng, dan Sulawesi.
Sekadar informasi, metodologi survei yang digunakan LSI adalah menggunakan kontak telepon kepada responden adalah cara yang paling mungkin dilakukan. Sampel sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan LSI pada rentang Maret 2018 hingga Juni 2021.
Sebanyak 296.982 responden yang terdistribusi secara acak di seluruh Indonesia pernah diwawancarai secara tatap muka langsung dalam rentang 3 tahun terakhir. Secara rata-rata, sekitar 71 persen di antaranya memiliki nomor telepon. Jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelpon sebanyak 7.477 data, dan yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei yaitu sebanyak 1.200 responden.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error atau MoE) sekitar 2,88 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.