Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei LSI: 36,4 Persen Responden Tak Bersedia Divaksin Covid-19

Berdasarkan survei LSI, mayoritas responden atau 82,6 persen belum divaksin Covid-19.
Presiden Jokowi meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 kepada para pelaku usaha perdagangan di Thamrin City, Jakarta pada Senin, 3 Mei 2021 - Youtube Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 kepada para pelaku usaha perdagangan di Thamrin City, Jakarta pada Senin, 3 Mei 2021 - Youtube Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga Survei Indonesia (LSI) mencatat masih ada 15,1 persen warga yang tidak setuju terhadap program vaksinasi Covid-19.

Berdasarkan rilis survei nasional vaksin Covid-19 oleh LSI, terdapat 84,9 persen masyarakat setuju terhadap program vaksinasi Covid-19. Jumlah tersebut terdiri atas 67 persen masyarakat setuju dengan program vaksinasi Covid-19 dan 17,9 persen di antaranya sangat setuju.

Sementara itu, 15,1 persen masyarakat masih tidak setuju dengan program tersebut dengan perincian 10,1 persen masyarakat tidak setuju, 0,6 persen masyarakat sangat tidak setuju, dan 4,4 persen masyarakat tidak tahu atau tidak menjawab.

Selain itu, berdasarkan survei tersebut, mayoritas responden atau 82,6 persen belum divaksin. Di antara yang belum divaksin, sekitar 63,6 persen bersedia divaksin, sedangkan 36,4 persen tidak bersedia.

Dalam survei itu, berbagai alasan masyarakat yang tidak bersedia untuk mengikuti program vaksinasi Covid-19 telah dirangkum oleh LSI dengan jawaban tertinggi adalah takut terhadap efek samping vaksin Covid-19 dengan persentase 55,5 persen.

Sebanyak 25,4 persen masyarakat memilih alasan tidak ingin divaksinasi karena vaksin yang diberikan tidak efektif, 19 persen masyarakat tidak bersedia karena tidak membutuhkan vaksin.

Lebih lanjut, 9,9 persen masyarakat tidak bersedia divaksin dengan alasan masih meragukan kehalalan dosis vaksin yang diberikan. Selain itu, 8,7 persen masyarakat tidak mau membayar untuk mendapatkan vaksin.

Dalam survei itu, 4,1 persen masyarakat tidak ingin divaksin dengan alasan tidak perlu mendapatkan vaksin apabila sudah banyak masyarakat yang divaksin. Terakhir, 3,8 persen masyarakat tidak ingin divaksin dengan alasan pemberian vaksin karena hanya dinilai sebagai praktik bisnis perusahaan farmasi.

Adapun, metodologi survei yang digunakan LSI adalah menggunakan kontak telepon kepada responden adalah cara yang paling mungkin dilakukan. Sampel sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan LSI pada rentang Maret 2018 hingga Juni 2021.

Sebanyak 296.982 responden yang terdistribusi secara acak di seluruh Indonesia pernah diwawancarai secara tatap muka langsung dalam rentang 3 tahun terakhir. Secara rata-rata, sekitar 71 persen di antaranya memiliki nomor telepon. Jumlah sampel yang dipilih secara acak untuk ditelpon sebanyak 7.477 data, dan yang berhasil diwawancarai dalam durasi survei yaitu sebanyak 1.200 responden.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error atau MoE) sekitar 2,88 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper