Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertemuan GNB: Menlu Serukan Akses Vaksin Bagi Negara Berkembang

GNB harus bekerja bersama untuk memastikan partisipasi dari negara-negara berkembang dalam arsitektur keuangan internasional, mengatasi praktik perdagangan yang tidak adil dan persyaratan donor,
Menteri Luar Negerti Retno LP Marsudi usai menerima 3,8 juta vaksin jadi AstraZeneca di Bandara Soekarno Hatta, Senin (26/4/2021). /Biro Pers Sekretariat Presiden-Krisrnrn
Menteri Luar Negerti Retno LP Marsudi usai menerima 3,8 juta vaksin jadi AstraZeneca di Bandara Soekarno Hatta, Senin (26/4/2021). /Biro Pers Sekretariat Presiden-Krisrnrn

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi fokus menyuarakan kepentingan negara berkembang dalam pertemuan anggota Gerakan Non Blok (GNB) pada Selasa (14/7/2021) dan memastikan keadilan terhadap akses vaksin.

Menlu Retno mengatakan pandemi Covid-19 telah mendorong ratusan juta orang ke jurang kemiskinan dan menghambat kemajuan kita menuju SDG.

Oleh karena itu, GNB harus bekerja bersama untuk memastikan partisipasi dari negara-negara berkembang dalam arsitektur keuangan internasional, mengatasi praktik perdagangan yang tidak adil dan persyaratan donor, serta meningkatkan kemitraan global untuk pembangunan.

“Indonesia akan menggunakan Presidensi G20 tahun depan untuk memajukan kepentingan negara berkembang," kata Retno seperti dikutip dalam keterangan tertulis.

Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Mid-Term GNB telah berlangsung secara virtual pada tanggal 13-14 Juli 2021 di bawah keketuaan Azerbaijan.

Dalam pernyataanya, Menlu RI menyampaikan bahwa GNB masih menghadapi tantangan yang sama sejak berdiri 60 tahun yang lalu, yaitu isu-isu mengenai kekuatan besar dunia, ketidaksetaraan, kesenjangan, dan ketidakadilan sosial-ekonomi.

Isu-isu tersebut menjadi lebih rumit dengan adanya berbagai tantangan masa kini. Oleh karena itu, prinsip-prinsip dan nilai-nilai GNB, termasuk multilateralisme, menjadi semakin relevan.

Terkait vaksin, Menlu Retno menekankan adanya kesenjangan vaksinasi yang sangat lebar antara negara maju dan anggota GNB. Sebagian besar negara maju telah menyuntikkan vaksin setara dengan 70 persen populasi mereka, tetapi negara GNB masih di bawah 10 persen.

Untuk itu, dia mendorong negara GNB agar memprioritaskan vaksinasi di negara berkembang. GNB dapat berkontribusi pada upaya ini dengan menyerukan lebih banyak berbagi dosis (dose sharing), memperkuat dukungan terhadap COVAX Facility, dan mendukung negosiasi terkait hak intelektual atau TRIPS waiver negotiation.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper